ARKIFM NEWS

Dibubarkan Paksa, Massa Aksi Di Gate Benete Bentrok Dengan Kepolisian

“aksi protes perekrutan PT Macmahon Indonesia terus berlanjut. Massa aksi pada sejumlah titik tetap bergeming sebelum pihak pemangku kepentingan mau menerima massa aksi dan memenuhi tuntutannya.”

pihak kepolsian Sumbawa Barat dengan Brimob yang berhasil membubarkan paksa massa aksi di gate Benete. (Sumber:Afhan)

Sumbawa Barat. Radio Arki- Aksi protes warga lingkar tambang terhadap perekrutan pekerja 819 PT Macmahon Indonesia, Senin (29/1) petang tadi terus berlanjut. Massa aksi di Gate Benete dan pihak kepolisian resor Sumbawa Barat bahkan sempat bentrok. Karena tidak mau membubarkan diri setelah waktu yang diberikan untuk melaksanakan aksi oleh pihak kepolisian setempat berakhir.

Meski demikian atas tindakan refresif pihak kepolisian tersebut, massa aksi mengaku kecewa dan mengancam akan melakukan aksi yang lebih besar esok hari (Selasa 30 Januari 2018.red).

salah seorang massa aksi yang terluka karena bentrokan dengan kepolisian (Sumber:Afhan)

“kami kecewa dengan tindakan pihak kepolisian. Insyallah besok kami akan susun rencana untuk melakukan aksi yang lebih besar. Dan tolong sampaikan bahwa kami kecewa dengan Bupati karena kami berharap beliau bisa hadir dan menemui kami. Tetapi sejauh ini justru beliau tidak mau turun langsung melihat kondisi ini.” ujar Koordinator lapangan aksi utuk Gate Benete, Arifin, kepada www.arkifm.com.

Salah seorang massa aksi yang nampak kotor karena telah dipaksa kepolisian. (Sumber : Afhan)

Senada dengan Arifin, Kordinator Umum aksi di gate Benete, Sanjaya, mengaku kecewa dengan pihak pemangku kepentingan yang belum mau menemui massa aksi. Padahal yang dituntut dan dilakukan warga lingkar tambang adalah sedikit hak atas apa yang telah diambil dari potensi sumber daya alama di daerah itu. Sementara terhadap tindakan refresif kepolisian, menurut sanjaya, sudah diluar batas kewajaran.

“ini sudah kelewatan. Kami punya bukti bagaimana mereka (polisi) memukul dan memaksa kami mundur. Jadi selain aksi, kami juga akan menuntut pihak kepolisian atas tindakan itu.” Tandasnya.

“kami tetap harapkan bupati bisa hadir. Dan ini termasuk sikap bupati yang bisa dinilai bagaimana dia justru sangat tidak melihat perjuangan warga lingkar tambang ini sebagai hak.” Timpalnya.

Dari pantauan langsung media ini, pihak kepolisian telah berupaya untuk melakukan komunikasi dan negosiasi bersama massa aksi, termasuk kepala desa yang hadir dipertemuan itu. Namun karena massa aksi tetap tidak mau membubarkan diri, pihak kepolisian aakhir mengambil langkah paksa dengan membubarkan massa aksi tersebut sehingga terjadi bentrokan. Dalam bentrokan tersebut sejumlah massa aksi terlihat terluka. (Afhan/Unang Silatang. Radio Arki)

 

Related posts

Badan POM Segera Berdiri di Kabupaten dan Kota, Untuk Apa?

Dorong Geliat Produktifitas Gula Aren, AMMAN Kolaborasi Dengan Warga Tongo

ArkiFM Friendly Radio

Rangkaian Lomba Penelitian 2021 Diakhiri Dengan Pembangian Hadiah

ArkiFM Friendly Radio

Leave a Comment