ARKIFM NEWS

Reaksi Cepat Dikes KSB Di Bencana Banjir

“bencana banjir di Sumbawa Barat, khususnya kota Taliwang dan Kecamatan Brang Rea seolah sudah menjadi langganan setiap tahun. Dampak atas bencana banjir ini selain merusak lingkungan, juga dapat membawa wabah penyakit yang berbahaya.”

Sumbawa Barat. Radio Arki – Intensitas curah hujan yang cukup tinggi di Sumbawa Barat telah menyebabkan beberapa wilayah di Sumbawa Barat banjir. Fenomena ini memang selalu menjadi yang diwanti-wanti oleh sejumlah pihak, tak terkecauali dinas kesehatan Sumbawa Barat agar dampak dari bencana ini tidak menimbulkan pengaruh yang fatal terhadap kesehatan. Untuk itu, kata Kepala Dinas Kesehatan Sumbawa Barat, Tuwuh, pihaknya telah membentuk tim reaksi cepat untuk mengantisipasi dampak banjir terhadap kesehatan warga.

“Sudah ada tim reaksi cepat di setiap kecamatan. Misalnya, saat banjir kemarin di Brang Rea sudah langsung turun di hari itu,  untuk mendata wilayah desa dan rumah yang mengalamai musibah, terutama yang berkaitan dengan lingkungan seperti sumur yang tergenang. Jadi sumur yang tergenang setelah dilakukan pengurasan dengan berkoordinasi BPBD, selanjutnya kita (dikes) langsung melakukan kaporisasi di sore hari. kaporisasi itu bisa langsung petugas atau diajarkan kepada masyarakat. Dan semuanya sudah berjalan dengan sendirinya tanpa harus menunggu perintah” Terang Tuwuh, Jumat (2/2) lalu.

Selanjutnya untuk genangan air yang berpotensi untuk menjadi perindukan nyamuk, kata Tuwuh, kalau kondisinya sudah sangat ekstrim akan dilakukan penaburan bubuk abate. Kemudian melakukan gotong royong bersama warga, dan hal ini sudah kita lakukan seperti di wilayah Kelurahan Telaga.

“kondisinya disana ektsrim. Betul-betul nyamuknya sangat esktrim. Warga memang ingin di-fogging, sebenarnya fogging ini tidak dibenarkan. Karena foggin khusus kalau sudah ada kasus demam berdarah. Kenapa demikian, karena ibarat kita melakukan pemberantasan teroris, maka tidak bisa kalau belum ada kejadiannya.” Jelasnya.

“kalau sudah ada kasusnya, maka meskipun masyarakat tidak meminta, kami wajib untuk melakukan fogging. Karena begitulah standar protapnya.” Imbuhnya.

Selain itu, tuwuh juga berbagi pengalaman tentang bagaimana menghindari gigitan wabah nyamuk di rumah. Menurutnya, dalam mengantisipasi hal tersebut, maka sebaiknya warga menghindari penggunaan obat kimia atau lebih baik menggunakan kelambu agar lebih aman secara kesehatan, dan tidak berdampak buruk terhadap kesehatan.

“saya di rumah menggunakan kelambu. Tidak mau menggunakan bahan kimia seperti obat nyamuk.” Tukasnya. (Unang Silatang. Radio Arki)

Related posts

SMKN 1 Taliwang Teken MoU dengan Pemda KSB

ArkiFM Friendly Radio

Anggaran Hibah Rp 50 Juta Posyandu Gotong Royong, Kabid H. Ropingi: Tidak Boleh Buat Gedung!

ArkiFM Friendly Radio

Satlantas KSB Bakal Prioritaskan Pendekatan Humanis Untuk Penegakan Hukum

ArkiFM Friendly Radio

Leave a Comment