Mataram. Radio Arki – Kunjungan Cawapres Nomor Urut 02 Sandiaga Uno ke Pulau Lombok pada Selasa (9/4) dipastikan akan semakin memperkuat dukungan masyarakat NTB untuk kemenangan pasangan 02 Prabowo-Sandi di Pilpres tanggal 17 April nanti.
Direncanakan, sebelum Sandiaga berbagi pengalaman entrepreneur pada milenial di Lombok City Center (LCC) dalam acara bertajuk Lombok Young Entrepreneur Summit (YES) 2019, Sandiaga juga diagendakan bakal menggelar silaturahmi dengan ratusan tokoh multi etnis di NTB di Lesehan Ujung Landasan di kawasan jalan Bypass di Gerung, Lombok Barat.
Ketua Badan Pengawas dan Disiplin (BPD) Partai Gerindra, H. Bambang Kristiono (HBK), mengatakan pemindahan pertemuan Sandiga dari LCC ke Ujung Landasan, lantaran ada tiga pertimbangan. Yakni, keselamatan, keamanan dan kenyamanan.
Menurut HBK, sangat tidak mungkin para tokoh agama akan disandingkan para generasi milenial. “Saya ingin para tokoh agama itu ditempatkan pada posisi dan faknya. Pikiran saya keselamatan, kenyamanan dan keamanan orang tua kita adalah jadi pertaruhannya, sehingga tidak layak jika disamakan antara pertemuam tokoh dengan generasi millenial di satu tempat yang sama,” ujar Bambang menjawab wartawan, Senin Petang (8/4) dikantor Pemenangan HBK, Jl Kulintang III No 3 Mataram .
HBK yang juga adalah Caleg DPR RI dari Partai Gerindra dengan Nomor Urut 1 untuk Dapil NTB 2 (Pulau Lombok) menjelaskan, pertemuan dengan para tokoh multi etnis itu adalah upaya Sandiaga untuk memperat tali silaturahmi dan kekerabatan.
Kata HBK, langkah itu adalah upaya Sandiaga Uno berkeinginan untuk membuang sekat akibat panasnya ekskalasi Pilpres akhir-akhir ini. Oleh karena itu, tokoh agama yang diundang itu tidak hanya pendukung Prabowo-Sandi namun dari pendukung paslon lainnya.
“Pilihan politk kita boleh beda, tapi jangan sampai pecah persaudaraan gara-gara pilihan politik. Ingat kita ini satu bangsa dan warga NTB, sehingga tidak boleh ada perpecahan akibat pertarungan lima tahunan kali ini,” jelas HBK dihadapan awak media.
HBK sejak awal berkomitmen di internal Caleg Partai Gerindra tidak boleh ada persaingan yang tidak sehat pada Pileg kali ini. Sebab, pertarungan sesungguhnya adalah setelah tanggal 17 April.
“Insya Allah, jika saya dimandatkan menjadi wakil rakyat dan menjadi corong NTB di DPR RI, maka yang utama kompetisi itu dilakukan secara bermartabat. Yakni, bagaimana aspirasi rakyat bisa kita suarakan tanpa ada sekat apapun kedepannya,” tandasnya. (M Arif. Radio Arki)