Mataram. Radio Arki – Pengurus Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Sumbawa Besar, diduga mendapatkan perlakuan represif aparat kepolisian Polresta Sumbawa (3/5). Mereka dipukuli, ditendang, dan diangkut secara paksa, juga dihajar karena menggelar demonstrasi dan menyoroti penyelenggaraan pemilu yang dinilai tidak berintegritas.
Menanggapi tindakan represif aparat terhadap HMI Sumbawa, Badan Kordinasi Himpunan Mahasiswa Islam Nusa Tenggara (Badko Nusra) Geram. Dikonfirmasi media ini, Rizal Mukhlis ketua umum mengaku prihatin terhadap cara pengamanan Polres Sumbawa Besar menyikapi gerakan mahasiswa.
“Saya prihatin, dan kaget luar biasa. Kok mudah sekali polisi menunjukan sikap represif terhadap gerakan mahasiswa. Dipukuli, ditendang, diangkut paksa, kemudian dihajar, saya kira aktivitas yang brutal yang membahayakan iklim demokrasi kita” tegasnya, jumat malam (3/5) di Mataram.
Kami (HMI Badko Nusra, red) Mengecam tindakan Represif aparat kepolisian Polres sumbawa dalam mengamankan aksi Demontrasi adek-adek HMI Cabang sumbawa. Pak Kapolres Sumbawa Besar harus menindak tegas oknum-oknum Polisi yang memukuli kader-kader HMI. “Kami kira, ini tugas utama Pak Kapolda NTB yang baru”, ujarnya.
HMI Miniaturnya Negara. Menjadi problem besar, bila menyuarakan aspirasi justru dipukuli, diangkut paksa, dan dihajar. “Kami minta ditindak tegas. Selebihnya, akan kami kawal, progres pengusutannya,” tutupnya. (M Arif. Radio Arki)