NEWS

Bom Waktu di TPA, Mengetuk Hati Pelaku Usaha dalam Pengelolaan Sampah

Oleh: Alimuddin, Penggiat Lingkungan

Sumbawa Barat – Kawasan industri seharusnya menjadi simbol kemajuan dan kesejahteraan. Namun di balik geliat ekonomi yang tampak gemilang, tersimpan persoalan serius yang terus membayang, pengelolaan sampah. Di Kecamatan Maluk, Kabupaten Sumbawa Barat yang merupakan kawasan industry nasional, masalah sampah atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) sudah mendesak dan tidak bisa lagi dianggap remeh.

Tumbuhnya aktivitas usaha di sekitar kawasan industri, mulai dari sektor kuliner, penginapan, hingga konstruksi, maka volume sampah domestik pun meningkat secara signifikan. Setiap pelaku usaha tentu menghasilkan limbah baik organik maupun anorganik yang jika tidak dikelola dengan baik akan menjadi ancaman nyata bagi lingkungan dan kesehatan masyarakat.

Sayangnya, masih banyak pelaku usaha yang abai terhadap tanggung jawab ini. Sampah hanya dikumpulkan seadanya, kemudian dipindahkan begitu saja ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA). Tanpa pemilahan, tanpa pengolahan. Padahal tindakan seperti ini hanya memindahkan masalah, bukan menyelesaikannya.

Ketetrangan poto : TPA di kecamatan Maluk, (sumber. Alimuddin)

TPA pun kian hari menjadi bom waktu. Sampah plastik yang butuh ratusan tahun untuk terurai bercampur dengan sampah organik yang cepat membusuk. Kombinasi ini bukan hanya menciptakan beban lingkungan, tetapi juga menekan kapasitas TPA dan mempersulit upaya pengelolaan akhir.

Yang lebih ironis, minimnya kesadaran ini terjadi justru di kawasan yang menjadi jantung ekonomi daerah. Seharusnya, setiap pelaku usaha mampu menjadi contoh dalam pengelolaan sampah yang bijak dan berkelanjutan. Bukan sekadar mengandalkan petugas kebersihan, tetapi turut aktif sejak dari sumber: memilah, mengurangi, dan mengelola limbah usaha mereka.

Sudah saatnya kita mengetuk hati terhadap abainya pelaku usaha akan masalah ini. Lingkungan bukan ruang kosong tanpa dampak. Ia menyimpan konsekuensi dari setiap tindakan yang dilakukan manusia. Jika pelaku usaha terus menghindar dari tanggung jawab, maka mereka sedang menyumbang kerusakan yang lambat laun akan merugikan kita semua.

Kesadaran lingkungan bukan pilihan, tapi keharusan. Jika tidak dimulai sekarang, bom waktu di TPA itu pasti akan meledak dengan berbagai dampak buruk yang akan kita alami, terutama kesehatan dan pencemaran lingkungan. Dan ketika itu terjadi, tak ada lagi yang bisa kita salahkan selain diri kita sendiri. (***)

Related posts

Ketua Askab PSSI KSB Ingin PSKT Masuk Liga 3

ArkiFM Friendly Radio

KSB Mulai Terapkan Aplikasi Srikandi

ArkiFM Friendly Radio

Pengurus HMI Sumbawa Dihajar Aparat, Badko HMI Nusra Minta Polda NTB Tindak Tegas

ArkiFM Friendly Radio

Leave a Comment

You cannot copy content of this page