Sumbawa Barat. Radio Arki — Kejaksaan Negeri (Kejari) Sumbawa Barat menggelar kampanye antikorupsi bertajuk “Menanamkan Budaya Antikorupsi Sejak Dini”, Selasa (17/6/2025), dengan melibatkan para Ketua Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS) dari SMP Negeri se-Kabupaten Sumbawa Barat. Kegiatan edukatif ini berlangsung di Ruang Video Conference lantai 1 Kantor Kejari Sumbawa Barat.
Sekitar 56 peserta, yang terdiri dari Ketua OSIS dan guru pendamping dari SMPN Se-Sumbawa Barat, mengikuti rangkaian kegiatan yang dikemas dalam format interaktif dan inspiratif. Kegiatan ini merupakan bagian dari upaya preventif Kejari dalam menanamkan kesadaran antikorupsi sejak usia dini, terutama di lingkungan pendidikan.
Kegiatan dimulai dengan penandatanganan komitmen antikorupsi oleh seluruh siswa dan guru yang hadir. Aksi simbolik ini dipimpin langsung oleh Kepala Kejari Sumbawa Barat dan diikuti secara serentak sebagai bentuk ikrar bersama untuk menjauhi praktik koruptif dalam kehidupan sehari-hari.
Usai penandatanganan, peserta diajak menyaksikan video edukatif yang menampilkan contoh-contoh sederhana budaya antikorupsi yang dapat diterapkan di sekolah maupun di masyarakat.
Dalam sesi penyuluhan hukum, Kepala Seksi Intelijen Kejari Sumbawa Barat, Benny Utama, S.H., menekankan bahwa korupsi tidak selalu dimulai dari tindakan besar, melainkan kerap berakar dari kebiasaan kecil.
“Kami juga memberikan materi terkait bahaya Korupsi, perilaku Kecil yang menjadi bibit korupsi, berpilaku antikorupsi dan cara mencegah korupsi sejak dini,” jelas Benny.
Ia juga menegaskan pentingnya peran siswa sebagai agen perubahan yang dapat menyebarkan nilai kejujuran, tanggung jawab, dan integritas di lingkungan sekolah masing-masing.
Sebagai bagian dari strategi kampanye visual, Kejari Sumbawa Barat membagikan stiker bertema antikorupsi kepada para peserta. Stiker tersebut diharapkan dapat dipasang di majalah dinding (mading), buletin sekolah, atau tempat strategis lainnya untuk memperkuat pesan moral yang telah disampaikan.
“Ini sekaligus mengkampanyekan Budaya Antikorupsi kepada lingkungan sekitar,” ujar Benny.
Kegiatan ditutup dengan sesi tanya jawab yang membuka ruang diskusi antara peserta dan pemateri. Para siswa tampak antusias menyampaikan berbagai pertanyaan, mulai dari permasalahan di lingkungan sekolah, hingga praktik tidak jujur yang kerap mereka temui di masyarakat. (Admin02.RadioArki)