Sumbawa Barat. Radio Arki – Kota Taliwang kembali mengalami banjir pada senin hingga selasa (10-11 Februari 2025), meskipun Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) telah memiliki dua bendungan raksasa, yakni Bendungan Bintang Bano dan Bendungan Tiu Suntuk.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) KSB, Syahril, ST, menjelaskan bahwa kondisi geografis Kota Taliwang yang berbentuk cekungan seperti mangkuk menjadi faktor utama masih terjadinya banjir.
Menurut Syahril, ada tiga sumber utama yang berkontribusi terhadap banjir di Kota Taliwang, yaitu Sungai Brang Rea, Sungai Brang Ene, serta Sungai dari Seteluk yang bermuara ke Danau Lebo Taliwang.
Meskipun dua bendungan besar telah dibangun, pengendalian banjir belum sepenuhnya optimal. Bendungan Bintang Bano mampu mereduksi debit banjir sebesar 647 m³/detik (25%), sementara Bendungan Tiu Suntuk berkontribusi 489 m³/detik (20%).
Secara keseluruhan, kedua bendungan ini baru mampu menekan risiko banjir hingga 45%, sehingga masih ada potensi banjir sekitar 55% yang belum tertangani.
“Kita sangat berterima kasih atas bantuan pemerintah pusat dalam pembangunan bendungan ini, karena selain untuk pengendalian banjir, kita juga sudah memiliki sumber air yang cukup untuk pertanian,” ujar Syahril.
Dalam grand design pengendalian banjir, masih ada beberapa langkah yang perlu dilakukan agar Kota Taliwang benar-benar terbebas dari ancaman banjir, di antaranya pembangunan tanggul pengendali banjir di Lebo Taliwang, serta perbaikan alur sungai yang melintasi Kota Taliwang, baik melalui pemasangan beronjong, tanggul sungai, maupun perbaikan alur muara.
Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat telah mengusulkan langkah-langkah ini kepada pemerintah pusat melalui Balai Wilayah Sungai (BBWS) Nusa Tenggara I. Namun, kewenangan terkait pengelolaan sungai dan Lebo Taliwang berada di tangan pemerintah pusat sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai.
Berdasarkan regulasi tersebut, sungai dikuasai oleh negara dan pengelolaannya menjadi tanggung jawab pemerintah pusat, termasuk dalam hal perencanaan, pemanfaatan lahan di daerah sungai, serta pengelolaan kawasan konservasi seperti Lebo Taliwang.
“Oleh karena itu, Pemda terus mendorong dan mengupayakan perhatian dari pemerintah pusat agar target pengendalian banjir ini dapat terealisasi sepenuhnya,” tegas Syahril.
Dengan adanya upaya berkelanjutan dari Pemkab Sumbawa Barat, diharapkan pemerintah pusat segera merealisasikan program pengendalian banjir secara menyeluruh. Jika semua langkah dalam grand design dapat terwujud, risiko banjir di Kota Taliwang dapat diminimalkan secara signifikan. (Admin02.RadioArki)