Sumbawa Barat. Radio Arki – Pencarian terhadap Rama (6), anak laki-laki asal Dusun Hijrah, Desa Mujahidin, Kecamatan Brang Ene, Kabupaten Sumbawa Barat, yang tertimbun tanah longsor di Bendungan Tiu Suntuk sejak Rabu (12/2/2025), akhirnya membuahkan hasil.
Tim SAR gabungan bersama masyarakat menemukan korban dalam kondisi meninggal dunia pada Jumat sore (14/2/2025) pukul 17.00 WITA, setelah proses pencarian intensif yang berlangsung selama tiga hari.
Lukman, Kepala Pos SAR Sumbawa, mengonfirmasi penemuan jasad korban yang mengambang di sekitar bendungan. “Korban berhasil ditemukan berkat kerja sama tim SAR, Babinsa, dan masyarakat. Sayangnya, korban ditemukan dalam keadaan tidak bernyawa,” ujar Lukman.
Peristiwa tragis ini bermula pada Rabu (12/2/2025) sekitar pukul 11.00 WITA, ketika Rama bersama empat kakaknya pergi memancing di Bendungan Tiu Suntuk. Setibanya di lokasi pukul 11.15 WITA, mereka mulai memancing di pinggir bendungan. Namun, pada pukul 11.40 WITA, tanah di sekitar mereka tiba-tiba longsor, menimbun Rama di bawah material longsoran.
Kakak-kakaknya yang panik segera berlari meminta bantuan kepada orang tua dan warga setempat. Pukul 12.00 WITA, laporan diterima oleh masyarakat sekitar, yang langsung bergerak melakukan pencarian menggunakan alat seadanya.
Pencarian korban berlangsung selama tiga hari, sejak Rabu hingga Jumat, dengan berbagai tantangan, terutama karena cuaca yang kurang bersahabat. Hujan deras disertai angin kencang membuat wilayah sekitar bendungan sangat rawan terhadap longsor susulan dan pohon tumbang. Tim SAR dan masyarakat bahu-membahu menyisir area longsor, meskipun keterbatasan alat dan kondisi medan yang sulit sempat menghambat proses pencarian.
“Cuaca menjadi kendala utama dalam pencarian. Namun, kami terus berupaya maksimal demi menemukan korban. Kami juga mengingatkan masyarakat agar lebih berhati-hati, terutama di musim hujan seperti sekarang,” kata Lukman.
Penemuan jasad Rama membawa duka mendalam bagi keluarga dan warga Dusun Hijrah. Rama, anak bungsu dari empat bersaudara, dikenal sebagai anak yang ceria dan ramah. Kejadian ini menjadi pengingat pentingnya kewaspadaan, terutama saat cuaca ekstrem yang dapat memicu bencana alam seperti tanah longsor.
Lukman menegaskan pentingnya peran semua pihak dalam meningkatkan kesadaran terhadap potensi bencana. “Kami mengimbau seluruh masyarakat, khususnya di daerah rawan longsor, untuk selalu waspada. Jangan ragu melapor jika ada tanda-tanda tanah longsor atau bencana lainnya agar dapat diantisipasi sejak dini,” tutupnya. (Admin02.RadioArki)