NEWS

Menuju Ketahanan Pangan yang Terstruktur : Dinas Ketahanan Pangan KSB Kaji Kebijakan Tanam Serempak

Keterangan : ilustrasi tanam serempak

Sumbawa Barat. Radio Arki – Upaya untuk memperkuat ketahanan pangan daerah terus dilakukan pemerintah daerah Sumbawa Barat, melalui Dinas Ketahanan Pangan setempat kini tengah melakukan kajian mendalam terhadap kebijakan tanam serempak. Gagasan ini lahir dari kebutuhan untuk mengatur pola tanam dan panen secara lebih terkoordinasi demi menciptakan sistem pertanian yang efisien, tepat sasaran, dan mudah difasilitasi, terutama dalam hal dukungan alat dan teknologi pertanian.

Tanam serempak bukanlah konsep baru dalam dunia pertanian. Namun, tantangannya adalah pada penerapan secara menyeluruh di tingkat daerah. Di KSB, pola tanam petani selama ini masih berlangsung secara individual, tergantung musim dan kondisi lahan masing-masing. Akibatnya, siklus produksi menjadi tidak menentu dan sering kali menyulitkan pemerintah daerah dalam melakukan intervensi teknis, termasuk dalam mendistribusikan alat dan mesin pertanian (alsintan).

“Kami sedang melakukan kajian untuk memastikan kebijakan tanam serempak ini tidak hanya bisa diterapkan, tapi juga berdampak positif langsung ke petani. Salah satu tujuan utama kami adalah agar penyediaan dan pendistribusian alat tanam dan panen bisa lebih teratur dan efisien,” ujar Sekretaris Dinas Ketahanan Pangan KSB, Dedy Damhudi, kepaa arkifm.com, Jumat 11 April 2025 pekan lalu.

Melalui tanam serempak, Dinas berharap siklus tanam dapat berlangsung secara bersamaan di beberapa wilayah yang memiliki kondisi agroklimat serupa. Dengan demikian, alat-alat seperti mesin tanam, traktor, hingga combine harvester bisa dijadwalkan dengan baik untuk melayani kelompok tani yang membutuhkannya.

keterangan : Sekretaris Dinas Ketahanan pangan KSB, Dedy Damhudi

“Selama ini, karena pola tanam tidak seragam, kita sering kali kerepotan memfasilitasi alat secara merata. Ada yang panen lebih awal, ada yang tanam lebih lambat, dan semuanya minta difasilitasi dalam waktu bersamaan,” jelasnya.

Dengan tanam serempak, sistem antrian alsintan bisa diminimalisir, petani tak perlu menunggu lama, dan pemerintah daerah bisa menekan biaya operasional serta memaksimalkan penggunaan aset pertanian. Selain efisiensi alat, pola tanam serempak juga diyakini dapat membantu pengendalian hama dan penyakit tanaman. Serangan organisme pengganggu tanaman (OPT) cenderung lebih mudah dikendalikan jika tanaman berada dalam fase yang sama.

“Kalau tanamnya serentak, maka masa rawan hama juga serentak. Ini memudahkan kami memberikan rekomendasi pengendalian, baik secara hayati maupun kimiawi. Petani juga lebih siap,” tambahnya.

Dari sisi produksi, tanam serempak membuka peluang untuk memperkuat posisi tawar petani saat panen tiba. Jika hasil panen lebih terkonsolidasi, distribusi ke pasar bisa lebih terkoordinasi dan kemungkinan harga anjlok bisa dikendalikan.

Langkah kajian ini menjadi tahap awal menuju transformasi sistem pertanian yang lebih modern dan terintegrasi di KSB. Jika berhasil, tanam serempak bisa menjadi model tata kelola pertanian yang tak hanya efisien, tetapi juga adaptif terhadap tantangan zaman—mulai dari perubahan iklim, fluktuasi harga pasar, hingga kebutuhan akan produksi pangan yang berkelanjutan.

“Kami ingin menciptakan sistem yang mendukung petani, bukan membebani. Dan kami percaya, dengan kerja sama dan komunikasi yang baik, kebijakan ini bisa menjadi tonggak penting menuju kemandirian dan ketahanan pangan daerah,” tutupnya optimis. (admin01. Radio Arki)

Related posts

Bupati Genjot Aparatur Tingkatkan Etos Kerja

ArkiFM Friendly Radio

88 Calon Pekerja Di PT PIL Smelter KSB Bakal Dialihkan

ArkiFM Friendly Radio

Buka Job Fair Tahap II, Amar: Pemda Optimalkan Terbukanya Lapangan Kerja

ArkiFM Friendly Radio

Leave a Comment

You cannot copy content of this page