BERITA NASIONAL

Dugaan Pencemaran Sungai Banjar: DLH KSB Klaim Aman, Walhi NTB Desak Penelusuran Independen

Keterangan : sungai Banjar yang diduga tercemar oleh B3 tambang rakyat

Taliwang. Radio Arki – Pernyataan Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Sumbawa Barat terkait fenomena matinya ikan di aliran sungai Desa Banjar, Kecamatan Taliwang, menuai respons keras dari masyarakat desa Banjar.

Dalam keterangan resminya, pihak DLH menyebut bahwa hasil uji laboratorium terhadap kualitas air menunjukkan angka baku mutu yang masih berada di bawah ambang batas pencemaran. Karena itu, mereka menilai tidak ada indikasi keterkaitan langsung antara kematian ikan dengan aktivitas pertambangan di sekitar wilayah tersebut. Apalagi di saat kejadian tidak ada saksi mata yang melihat langsung adanya pembuangan limbah dari aktifitas pertambangan yang ada.

Namun pernyataan itu langsung menuai kritik. salah satu lembaga lingkungan hidup desa setempat, yaitu Sahabat Bumi melalui Sekretarisnya, Donyanto menyesali dan menyayangkan sikap DLH yang dianggap terlalu cepat mengambil kesimpulan. Padahal keadaan dugaan pencemaran itu sangat serius, karena menyangkut hajat hidup orang banyak.

baca : https://arkifm.com/blog/2025/05/04/diduga-tercemar-limbah-banyak-ditemukan-ikan-mati-di-sungai-desa-banjar/

“Kalau bukan karena tambang, apa ikan-ikan itu mati karena bunuh diri?” ungkap Dony dengan nada satire mempertanyakan objektivitas hasil dan kesimpulan yang disampaikan DLH tersebut.

Menurutnya, peristiwa banyaknya ikan yang mati di sepanjang aliran sungai bukanlah hal yang dapat dianggap sepele. Dony menilai ada kejanggalan dalam peristiwa tersebut yang membutuhkan penanganan serius dan independen. Ia pun menyatakan akan melakukan langkah lain untuk memperjelas penyebab kejadian itu. Karena hasil pengujian laboratorium air sungai oleh DLH KSB sangat meragukan.

“Kami tidak bisa berharap pada Pemda. Kami akan mencari cara lain untuk memastikan penyebab kejadian ini terbuka terang-benderang,” tegasnya.

Keterangan poto : direktur Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) NTB, Amry Nuyadin (Sumber. istimewa)

Ditempat terpisah, direktur WALHI NTB, Amry Nuryadin yang dikonfirmasi wartawan media ini, mengatakan bahwa hasil uji labratorium yang dilakukan oleh pemerintah daerah itu bisa saja diakui sebagai bagian dari tanggung jawab pemerintahan. Tetapi warga atau pihak lain sebenarnya dapat melakukan pengujian pembanding terhadap keadaan yang ada untuk memastikan kondisi air sesungguhnya jika masih meragukan versi pemerintah.

“bisa saja itukan versi pemerintah. Tetapi kalau mau, itu bisa diuji pembanding yang lebih independen, apalagi ini (sungai) dipakai juga buat sumber air PDAM,”ungkap Amry.

“banyak ikan mati dikala itu tentu bukan keadaan biasa, apalagi ada indikasi bahwa itu terpapar B3 (bahan beracun berbahaya). Harus ada tindakan yang lebih serius untuk menjamin keadaan yang ada kepada Masyarakat, karena kalau dibiarkan itu bisa berpotensi konflik ditengah Masyarakat,” demikian, Amry (Admin01. Radio Arki)    

Related posts

Wapres Gibran Ingatkan Kepala Daerah Tak Perlu Belajar ke Luar Negeri

ArkiFM Friendly Radio

KPK masih dalami alur peristiwa suap MK

ArkiFM Friendly Radio

Tips Cegah Anak Akses Konten Negatif di Ponsel

Leave a Comment

You cannot copy content of this page