Keterangan : Ketua DPP Gelora, H. Yadi Saputra bersama Fahri Hamzah
Pulau Sumbawa. Radio Arki – Gagasan pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa (PPS) bukanlah hal baru, melainkan kesadaran sejarah yang telah berakar sejak masa kolonial. Sejak awal, Pulau Lombok secara administratif bergabung dengan Residen Bali, sementara Pulau Sumbawa bergabung dengan Residen Celebes, sebelum akhirnya pada tahun 1909 bergabung dengan Residen Timor. Fakta sejarah ini menunjukkan bahwa kedua pulau memiliki dinamika dan potensi tersendiri untuk berkembang secara mandiri.
Demikian ditegaskan, Ketua Bidang Kebijakan Publik DPP Partai Gelombang Rakyat (Gelora), H. Yadi Surya Diputra, kepada www.arkifm.com, jumat 2 Mei 2025 siang tadi.
“Berangkat dari kesadaran itu, para tokoh terdahulu dari Sape hingga Sakongkang, dari Taliwang, Sumbawa, Dompu hingga Bima, telah meletakkan dasar perjuangan pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa. Namun, satu per satu para pejuang tersebut telah meninggalkan kita. Kini, tongkat estafet perjuangan itu berada di tangan generasi penerus,”ujarnya.
“Inilah saatnya generasi penerus melanjutkan perjuangan dengan gema yang lebih lantang daripada para orang tua kita di masa lalu,”serunya menambahkan. .
Yadi yang juga merupakan orang dekat, Fahri Hamzah itu menegaskan bahwa pembentukan Provinsi Pulau Sumbawa diyakini bukan hanya akan mendorong kemajuan dan kemandirian Pulau Sumbawa, tetapi juga berdampak positif bagi kemajuan Pulau Lombok dan Indonesia secara keseluruhan. Semangat untuk terus menggelorakan perjuangan ini perlu ditanamkan di hati setiap generasi, agar cita-cita tersebut dapat terwujud demi kemaslahatan bersama.
Seperti diketahui perjuangan Provinsi Pulau Sumbawa kini kembali menggeliat, sayangnya pemerintah pusat melalui Kementerian Dalam Negeri masih enggan untuk membuka moratorium dengan alasan keuangan negara. Padahal dalam Rapat Dengan Pendapat (RDP) yang digelar pada tanggal 24 April 2025, DPR RI dan pemerintah telah didesak untuk membuka moratorium itu. (Admin01. Radio Arki)