ARKIFM NEWS

Warga Keluhkan Aktifitas Penambangan di Desa Seloto

Foto: Lokasi perendaman mineral di Desa Seloto. (Doc. FB Adeni Muhadi Saputra).

Sumbawa Barat. Radio Arki – Belasan warga Desa Seloto mempertanyakan aktifitas penambangan yang sedang dibuka di Desa Seloto, Kecamatan Taliwang baru-baru ini. Lokasi yang akan dijadikan perendaman material bahan mineral di tanah belasan hektar tersebut, dinilai akan memberikan dampak buruk bagi lingkungan masyarakat setempat. Selain berdampak pada lahan pertanian, aktifitas penambangan juga diprediksi akan mencemari Danau Lebo Taliwang. Appalagi lokasi penambangan tersebut tidak jauh dari pemukiman.

Keluhan warga Desa Seloto, disampaikan langsung ke Kepala Desa Seloto dalam hearing bersama sejumlah tokoh masyarakat, BPD, dan dihadiri sejumlah wartawan, di Kantor Desa Seloto, Senin pagi (17/5). Dalam kesempatan tersebut, mewakili sejumlah masyarakat, Darto Wahab mempertanyakan lokasi penambangan, sekaligus meminta pandangan pemerintah desa atas penambangan yang diperkirakan akan berdampak buruk bagi kelangsungan hidup masyarakat Desa Seloto di masa mendatang.

“Akan ada kegiatan perendaman atau pemurnian di areal lebo. Kami mempertanyakan ke Pemerintah Desa terkait keberadaan aktifitas penambangan tersebut, baik kegiatannya, legalitas, maupun dampak lingkungan yang ditimbulkannya. Apakah ada laporan ke Desa mengenai hal tersebut?,” tanya Darto.

Menanggapi pertanyaan tokoh masyarakat, Jalaluddin Patawari selaku Kepala Desa Seloto, berujar bahwa dirinya tidak mengetahui persis aktifitas penambangan yang sebagian besar masuk wilayah Desa Seloto tersebut. Ia berdalih, tidak ada sosialisasi apapun yang dilakukan oleh pihak perusahaan. Meski demikian, pemerintah desa telah turun lapangan dan membangun komunikasi dengan pemilik tanah, Polsek Taliwang, hingga bertemu dengan Bupati.

“Persoalan legal atau ilegalnya kami tidak tau, karena tidak ada sosialisasi ke kami. Kami juga sudah cek, bersama aparatur desa sekaligus menanyakan ke pak Rul selaku pemilik tanah, katanya ada pembuatan irigasi dan stoppel, namun setelah kami cek, ada lubang seperti kolam. Terkait temuan kami, kami sudah sampaikan ke kapolsek dan dari pihak polsek sudah turun,” tutur Kades Jala, sapaan akrabnya.

Kades Jala menambahkan, Pemerintah Desa sangat berhati hati dalam mengambil langkah menyikapi adanya penambangan. Apalagi saat ini masyarakat Desa Seloto sudah mulai bereaksi dan mengeluhkan terkait keberadaan penambangan tersebut. “Saya berharap bersama sama masyarakat kita meminta klarifikasi terkait adanya penambangan tersebut, karena tidak ada sosialisasi apapun ke pihak desa,” timpal Kades Jalal lagi.



Foto: Warga Desa Seloto usai menyampaikan aspirasinya ke Kepala Desa. (Ist)

Sementara itu, Hendra Gunawan yang hadir bersama sejumlah masyarakat meminta Pemerintah Desa segara mengatensi dan mencari solusi dari persoalan penambangan. Hendra khawatir, penambangan tersebut berpotensi menyebabkan gesekan di tengah tengah masyarakat, karena berkaitan erat dengan kepentingan sekelompok orang. “Ada sebagian masyarakat yang berharap dengan adanya penambangan ini. Namun adanya warga yang was was dengan adanya aktifitas tersebut. Saya berharap, jangan sampai kita salah langkah dan terjadi hal hal yang tidak kita inginkan. Kalau memang kegiatan ini merugikan, maka mau tidak mau kita sebagai rakyat harus bersuara,” tegas pria yang juga ketua BPD Seloto itu.

Senada dengan Ketua BPD, Adeni Muhadi Saputra selaku tokoh pemuda Seloto juga mengungkapkan investigasinya terkait legalitas pertambangan di Desa Seloto tersebut. Dimana aktifitas tersebut dalam pengakuan Kabid Perijinan DPMPTSP KSB kepada dirinya, sampai saat ini belum mengantongi ijin. “Saya berinisiatif menanyakan ke perizinan dan kabid perijinan mengatakan, bahwa tanah tersebut bersertifikat atas nama pak Rul dan pak Yudi. Dan diketahui tidak mengantongi ijin,” beber Aden.

Selaku orang yang telah lama bergerak di bidang hidrologi atau masalah air tanah, keberadaan perendaman mineral di desa seloto berplat PT.BRL tersebut, berdampak buruk bagi lingkungan setempat dan berpotensi besar merusak lingkungan. “Kalau hujan puncak tertinggi dan terjadi luapan, maka akan berdampak buruk pada ekosistem danau. Dilihat dari aspek topografi saja, posisinya sangat tidak tepat, karena sangat dekat dengan pemukiman dan danau. Bayangkan jika air meluap, maka akan merembes ke areal danau dan bisa dipastikan habitat danau akan teracuni,” tandasnya.


Usai berdialog dengan aparatur desa, masyarakat berharap pemerintah desa segera mengambil langkah strategis, sebelum adanya gejolak yang lebih besar di tengah masyarakat. Dihadapan kades, masyarakat juga menegaskan bahwa, kedatangan kali ini juga sebagai bentuk dukungan moril terhadap aparatur desa, agar bersikap tegas dalam menyelamatkan desa dari segala bentuk potensi yang akan berdampak buruk bagi lingkungan dan generasi Desa Seloto di masaa depan. Kadespun berjanji, akan segera berkoordinasi dengan Camat Taliwang guna menggelar pertemuan lebih lanjut. (Enk. Radio Arki)

Related posts

Menteri Khofifah Kunjungi Lokasi Banjir Bima

ArkiFM Friendly Radio

Penerapan Aplikasi SRIKANDI Diundur ke Januari 2023

ArkiFM Friendly Radio

Begini Progres Pembangunan Fasilitas Sirkuit MotoGP

ArkiFM Friendly Radio