“kasus kekerasan terhadap anak selalu meninggalkan luka mendalam secara psikologis bagi anak. Butuh penanganan intensif dan keseriusan semua pihak untuk bisa lebih waspada terhadap kasus seperti ini.”
Sumbawa Barat. Radio Arki-Kasus kekerasan terhadap anak setiap tahun selalu meningkatk. Tren seperti ini harusnya membuat orang tua dan lingkungan anak dibuat lebih waspada. Terlebih pemerintah, baik pusat dan daerah yang idealnya juga punya visi atau program khusus menyangkut kasus kekerasan terhadap anak.
Demikian diterangkan, Advokat muda, Malikurrahman, SH kepada www.arkkifm.com, kamis (27/7) malam kemarin.
“data yang terekam dan saya ketahui tentang kasus anak di KSB sekarang ada sekitar 19 kasus. Sedangkan tahun kemarin hanya 18 kasus. Jadi ada tren peningkatan, yang patut menjadi perhatian semua pihak.” Terang iken, demikian ia akrab disapa.
Iken yang juga advokat pendamping untuk kasus kekerasan anak di Polres KSB tersebut, mengungkapkan bahwa, dalam menangani kasus anak memang terdapat protap khusus yang harus dipenuhi oleh penegak hukum. Karena menyangkut terhadap psikologis anak.
Dalam beberapa kasus yang ditangani polisi, ada kesulitan mendalam yang ditemukan dalam proses penanganan, yaitu ketersediaan petugas psikiater yang akan melakukan analisis terhadap dampak psikoligis anak. Untuk itu dalam hal ini, kata iken, pemerintah daerah setempat harusnya dapat menyediakan psikiater khusus untuk penanganan kasus seperti ini.
Ia menambahkan, intervensi dan penanganan kasus anak memang masih minim. Lembaga layananan berbasasis masyarakat saja masih minim, bahkan bisa dibilang tidak ada. Padahal kejahatan terhadap anak saat ini sudah sangat darurat dan mengkawatirkan.
“kita (Sumbawa Barat) sudah darurat kekerasan anak. Dalam bulan ini saja, ada banyak kasus yang saya dampingi. Jadi kami minta semua elemen memperkuat pencegahan, dan mulai memberikan perhatian serius terhadap anak.” Ujarnya mengharapkan.
Seperti diketahui dalam beberapa kesempatan, pihak kepolisian setempat mulai sangat intens memkampanyekan tentang darurat kekerasan terhadap anak. Sayangnya, hal tersebut ternyata belum memberikan dampak yang cukup signifikan. Faktanya, setiap tahun Sumbawa Barat terus mengalami kenaikan. Sebut saja, dalam bulan ini yang ada sekitar dua kasus kekerasan terhadap anak. (Unang Silatang.Radio Arki)