Sumbawa Barat. Radio Arki – Dinas Arsip dan Perpustakaan Daerah (ARPUSDA) Kabupaten Sumbawa Barat mulai mensinergikan program pengentasan kemiskinan dengan program untuk meningkatkan minat baca siswa. Program itu, kata Kabid Perpustakaan, Arpusda KSB, Sajadah, akan dilakukan dalam bentuk menyesuikan literatur yang dibutuhkan oleh pihak sekolah dan siswa.
“setiap sekolah pastinya punya perpustakaan, dan kita akan bekerjasama dengan perpustakan sekolah, agar bagaimana perpustakaan itu tetap diminati menjadi alternatit utama untuk mencari literature belajar siswa.” Ujarnya, kepada www.arkifm.com, Rabu (22/3) sore kemarin
Berdasarkan data dari berbagai sumber, baik BPS ataupun dari pihak SKPD terkait, cukup tinggi siswa yang masih kurang mampu di Sumbawa Barat. Jadi berdasarkan data tersebut, Arpusda beranggapan bahwa, perlu ada intervensi agar siswa siswi tersebut bisa mengembang minat baca ataupun sekedar mencari literature untuk belajar di kelas. Seperti dengan melakukan pendekatan literatur ke sekolah, dan melakukan kunjungan rutin ‘perpustakaan mobil’daerah ke sekolah-sekolah.
“jadi mereka (siswa miskin) tidak perlu beli, apalagi sekedar mendatangi perpustakaan daerah di Taliwang. Cukup dengan menyesuaikan dengan literatur belajar siswa, dan mendatangi sekolah secara rutin, maka setidaknya kebutuhan mereka bisa sedikit terpenuhi. Dan paling penting adalah siswa sadar bahwa membaca adalah kebutuhan utama.” jelasnya.
Dalam visinya tersebut, Arpusda KSB mencanang program wajib cerdas dengan membaca sehari dalam sebulan. Artinya program itu diharapkan akan bisa memdorong keinginan siswa untuk membaca buku, dan mengunjungi perpustakaan di sekolah ataupun di Perpustakaan Daerah.
Menurut Sajadah, program gotong royong sudah cukup efektif untuk menentaskan kemiskinan di Sumbawa Barat. Untuk itu formulasi tersebut juga perlu disinergikan dengan bagaimana meningkatkan minat baca siswa, karena tidak mungkin megnharapkan generasi yang cerdas apabila tingkat minat membaca siswa masih rendah.
“pendidikan adalah bagian dari indicator untuk mengukur IPM. Dan kalau bicara pendidikan, maka tentunya kita ingin hasil atau output yang berkualitas, dan membaca adalah salah satu cara untuk meningkatkan kualitas tersebut.”ujarnya.
“pintar atau kualitas terbaik atas hasil proses pendidikan adalah kebutuhan yang sejatinya juga terpenuhi. Untuk itu kita (arpusda) perlu mengambil peran tersebut, dengan menyiapkan litaratur yang sesuai dengan kebutuhan siswa di sekolah.“tukasnya.
Lebih lanjut, Sajadah mengungkapkan, program untuk meningkatkan minat baca siswa, dan mau mengungjungi perpustakaan sebagai tempat membaca yang ideal, maka pihaknya akan berusaha untuk bekerjasama dengan SKPD lainnya. Diantaranya adalah dengan dinas kesehatan, dan dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora).
“prinsip gotong royong adalah bekerja bersama. Untuk itu kami akan bekerjasama dengan banyak pihak, termasuk dengan dinas kesehatan. Misalnya program membaca di perpustakaan dengan sembari sewaktu waktu menyediakan konsumsi empat sehat lima sempurna. saya pikir ini akan bisa mengundang minat dan mendorong siswa untuk lebih kuat membaca.”Bebernya. (Ibrahim.Radio Arki)