ARKIFM

Temui Petani di Desa Lamuntet, Pemda Janji Beri Solusi

Foto: Sekda bersama rombongan saat mendengar keluhan petani.

Sumbawa Barat. Radio Arki – Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa Barat bersama Dinas Perindagkop UMKM, Dinas Ketahanan pangan, Dinas Pertanian Kabupaten Sumbawa Barat melakukan peninjauan langsung ke lokasi sawah warga, pada hari Jumat (11/03).

Kedatangan Sekda dan rombongan, untuk melakukan pengecekan langsung terkait permasalahan harga gabah ditingkat lapangan. Sekda mendatangi petani yang berada di Desa lamuntet Kecamatan Brang Rea, guna mendengar permasalahan yang disampaikan oleh para petani.

Petani yang saat itu sedang beraktifitas di sawahnya menyampaikan keluhan terkait harga gabah yang saat ini menurut mereka anjlok. Beberapa permasalahan krusial yang dihadapi sekarang ini adalah terkait keberadaan mesin panen (Combine) yang cukup sulit untuk disesuaikan waktunya.

“Permasalahan kami sekarang ini terkait dengan ketersediaan Combine untuk memanen padi kami. Combine yang ada sekarang ini kami datangkan dari Kecamatan Rhee Sumbawa. Mereka kita pesan dan jika sudah waktunya selesai pemakaian, maka mereka akan langsung kembali. Itulah sebabnya kami harus menyesuaikan waktu dengan kesediaan Combine. Jadi meskipun jadwal panennya tinggal seminggu lagi kami harus melakukan panen lebih awal,” kata Rusli, petani Lang Ai Aji.

Permasalahan lainnya, kata Rusli, yakni jarak tempuh dari lokasi panen ke jalan utama cukup sulit. Kami harus menyewa kendaraan untuk mengangkut gabah kami untuk dibawa ke jalan utama dengan menyewa 30 sampai dengan 40 ribu per karung.

“Kami berharap kepada Pemerintah Daerah untuk membantu kami untuk dibuatkan jalan usaha tani,” harapnya.

Sekretaris Daerah Kabupaten Sumbawa Barat Amar Nurmansyah, S.T., M.Si. mencoba menampung semua aspirasi yang disampaikan secara langsung pada kesempatan tersebut. Beberapa hal yang menjadi masukan, Sekda menyampaikan ke warga bahwa kedepannya perlu ada formulasi tentang bagaimana manajemen pengaturan operasional Combine.

“Combine yang dimiliki Pemda KSB sekarang yang bisa beroperasi sebanyak 9 buah. Kita harus bisa mengatur jadwal panen ini sehingga operasional Combine dapat kita tentukan dari awal,” kata Sekda.

Jika operasional Combine ini bisa di atur sesuai dengan jadwal panen petani di KSB, maka akan mendukung kualitas panen padi para petani dan secara otomatis harga yang didapat juga akan sesuai dengan kualitas. Untuk mendapatkan harga Rp. 4.200, haruslah memenuhi persyaratan dengan kualitas kadar air maksimal 25 %, kadar hampa 5 %, dan kadar sampah 10 %.

“Kalau misalnya kadar airnya 31 %, maka akan ada penyesuaian, dan akan berlaku harga berkisar Rp. 3.600, atau Rp.3.700. Maka dari itu harga yang ada sekarang belum bisa dikatakan anjlok,” jelasnya.

Terkait hal tersebut, Sekda menyampaikan bahwa akan tetap mencari solusi agar permasalahan harga panen padi warga ini harus ditangani dari hulu ke hilir. Formasi kalkulasi jadwal tanam, mobilisasi Combine, hingga pemenuhan jalan usaha tani. Kedepannya akan coba dilakukan pendekatan melalui posyandu gotong royong.

“Terkait kondisi yang ada sekarang ini, Pemerintah Daerah akan masuk menalangi 1 sanpai 2 Milyar. Saran dari BPKP, skema yang akan digunakan yaitu penyaluran melalui Perumda/BUMD,” tandas Sekda. (Rls/Enk. Radio Arki)

Related posts

Ditolak, Habib Rizieq Dituding Mengancam Kerukunan di NTB

ArkiFM Friendly Radio

Desa Mujahidin Jadikan Ronda Malam Sebagai Kebiasaan Sosial

ArkiFM Friendly Radio

Debit Air Terbatas, PDAM Jajaki Bendungan Bintang Bano

ArkiFM Friendly Radio