“Pembangunan Bendungan Bintang Bano terus berlanjut. Saat ini, proses proyek yang menelan anggaran triliunan rupiah tersebut masih dalam masa konstruksi. Dan ditargetkan akan selesai dalam beberapa tahun kedepan.”
Sumbawa Barat. Radio Arki- Proses pembangunan konstruksi untuk bendungan Bintang Bano ditargetkan akan tuntas dalam tiga tahun kedepan. Meski demikian, Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I telah mulai mensosialisasikan rencana tindakan darurat terhadap potensi rawan bencana atas kegagalan konstruksi.
Dalam kegiatan sosialisasi, di Kantor Dinas Pekerjaan Umum Sumbawa Barat, Kepala BWS NT I Ir. Asdin Juliady, MM., MT mengatakan, proses sosialisasi ini adalah bagian dari proses dalam pembangunan sejumlah bendungan di NTB. Sosialisasi ini diharapkan untuk memberikan pemahaman secara utuh tentang Bendungan Bintang Bano.
Ia mengakui bahwa, konstruksi bendungan Bintang Bano tidak terlepas dari masalah terutama sosial, seperti blokade jalan, pemberhentian pengerjaan sehingga pembangunan tidak maksimal. Untuk itu pihaknya berharap bantuan dan dukungan seluruh pihak agar kendala ini tidak terjadi.
‘’Alhamdulillah Pemda welcome mambantu pembebasan lahan dan penyelesaian masalah sosial selama ini,” katanya.
Sosialisasi yang dilaksanakan di aula kantor Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, Perumahan dan Permukiman, Selasa pagi (26/09/2017). Hadir dalam kegiatan ini Plt. Asisten III Setda KSB, Kepala OPD, Camat, Kepala Desa di Kecamatan Brang Rea dan Brang Ene, Danramil 1607-05/Taliwang.
Untuk tahun ini, beber Asdin, pengerjaan proyek pendukung lain dari konstruksi bendungan Bintang Bano akan dimulai dan akan berlangsung hingga tiga tahun ke depan. Proyek itu adalah normalisasi sungai Brang Rea dan Brang Ene sampai menuju laut. Normalisasi ini untuk menjaga daerah aliran sungai dari banjir. Kemudian proyek pembangunan irigasi. Termasuk proyek normalisasi Danau Rawa Taliwang.
Untuk memperlancar pembangunan itu, ia mengungkapkan, pihaknya akan mengaspal sepanjang jalan di persawahan Desa Bangkat Monte. Dan berharap tidak ada gangguan seperti yang terjadi di sejumlah daerah.
“kami tidak ingin ada gangguan seperti yang terjadi di Dompu, konstruksi Bendungan Raba Baka yang jebol. Jadi kami harapkan dukungan semua pihak,” ungkapnya.
Seperti diketahui, Bendungan Bintang Bano merupakan bendungan terbesar di NTB. Bendungan ini, rencananya akan mengairi lahan persawahan di sekitar kecamatan Brang Rea, Taliwang, Brang Ene, Seteluk termasuk juga kecamatan Poto Tano sepanjang 52 KM dengan anggaran Rp 700 milyar. Selain itu, bendungan ini juga akan menjadi penyedia listrik tenaga air.
Ia berharap, Bagian hulu bendungan ini harus dijaga dari aksi pembalakan karena sangat berdampak pada ekosistem termasuk akan terjadinya banjir di Taliwang.
Sementara itu, Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, S.T dalam sambutan sosialisasi itu mengatakan, bendungan Bintang Bano merupakan mega proyek pertama di KSB. Dan sampai tiga tahun ke depan akan ada pembangunan infrastruktur pendukung lainnya dari Bendungan ini. untuk itu perlu dukungan semua pihak agar semua tahapannya berjalan lancar.
“Bendungan Bintang Bano sangat bermanfaat. Orang tua kita selalu dilanda banjir, mudah-mudahan dengan pembangunan bendungan ini tidak akan terjadi lagi banjir di Taliwang,” harap Fud.
Diakhir pernyataannya, Fud Syaifuddin juga meminta Camat dan Kepala Desa untuk mensosialisasikan kepada masyarakat. Memberikan pemahaman pembangunan irigasi meski tidak ada biaya pembebasan lahan. Ini untuk mendukung pembangunan Bendungan Bintang Bano yang sangat bermanfaat untuk masyarakat, mulai dari penahan debit air maksimal 63 juta m3 sehingga tidak terjadi banjir.
‘’BWS diharapkan pemenang tender proyek irigasi untuk megikutsertakan masyarakat dalam pengerjaannya karena tanah yng digunakan tanah rakyat.” Demikian, Fud Syaifuddin. (Unang Silatang. Radio Arki)