Sumbawa Barat. Radio Arki – Dalam upaya meningkatkan pemahaman dan peran perempuan dalam pembangunan desa, Sekretaris Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Sumbawa Barat bersama Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3AP2KB) Provinsi NTB, beserta pejabat terkait, mengadakan diskusi bersama kelompok perempuan di Desa Kiantar.
Pertemuan yang berlangsung di Kantor Desa Kiantar jumat 17 Mei 2024 ini, bertujuan untuk menggali permasalahan perempuan dan anak di tingkat desa serta mencari solusi untuk mengatasi tantangan yang dihadapi.
Kepala Desa Kiantar, Hasbullah dalam kesempatan tersebut menyampaikan laporan terkait kondisi sosial di desa yang dipimpinnya. Ia menyebutkan bahwa pada tahun 2023, Desa Kiantar, yang terdiri dari empat dusun, mencatatkan angka yang sangat baik dalam hal perlindungan perempuan dan anak.
“Tidak ditemukan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak, serta tidak ada laporan terkait perkawinan anak. Namun, masalah lain yang masih perlu perhatian adalah angka stunting, yang tercatat ada 10 anak di desa tersebut,” ungkapnya.
Di sisi pemerintahan desa, Kepala Desa juga melaporkan bahwa dari tujuh perangkat desa, tiga di antaranya adalah perempuan, dan satu orang perempuan juga tercatat di Badan Permusyawaratan Desa (BPD).
Hasbullah berharap melalui diskusi ini, perempuan-perempuan di Desa Kiantar dapat lebih memahami peran dan fungsi mereka dalam pembangunan desa, serta semakin termotivasi untuk berperan aktif dalam penyelesaian masalah sosial di lingkungan mereka.
Sekretaris DP2KBP3A Kabupaten Sumbawa Barat, Agus Purnawan, mengungkapkan bahwa permasalahan perempuan dan anak menjadi perhatian serius di Kabupaten Sumbawa Barat.
Sebagai bukti nyata, Pemerintah Kabupaten Sumbawa Barat telah membentuk Agen Gotong Royong (AGR), yang berfungsi untuk memberikan pendampingan dalam pelayanan, pemberdayaan, dan pembangunan masyarakat. AGR diharapkan dapat menjadi garda terdepan dalam pelaksanaan program daerah, terutama yang berkaitan dengan peningkatan kualitas hidup perempuan dan anak.
“Melalui program AGR ini, kami berkomitmen untuk mewujudkan pembangunan daerah yang berkelanjutan dengan melibatkan perempuan sebagai agen perubahan di masyarakat,” ujar Sekretaris DP2KBP3A.
Kepala DP3AP2KB Provinsi NTB, Nunung, dalam kesempatan tersebut juga menyoroti permasalahan perempuan dan anak yang masih tinggi di NTB. Beliau menyatakan bahwa masalah ini menjadi tantangan besar yang harus diselesaikan bersama.
“Pemerintah tidak bisa bekerja sendiri tanpa melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk tokoh agama, tokoh adat, kelompok anak, remaja, dan tentu saja kelompok perempuan,” kata Nunung.
Nunung berharap kepada para ibu-ibu kader yang hadir dalam pertemuan ini untuk terus mendukung Kepala Desa dalam upaya pencegahan dan penanggulangan masalah perempuan dan anak. “Ibu-ibu harus menjadi pelopor dalam menjaga keharmonisan keluarga dan masyarakat, serta bertindak sebagai pelapor jika ada permasalahan yang perlu ditangani,” imbuhnya.
Nunung juga meminta agar Kepala Desa Kiantar memfasilitasi kelompok perempuan untuk meningkatkan kapasitas mereka melalui pertemuan-pertemuan rutin.
“Melalui pertemuan ini, diharapkan perempuan di Desa Kiantar dapat terus meningkatkan pengetahuan dan keterampilan mereka, sehingga bisa lebih berperan aktif dalam pembangunan desa,” kata Nunung.
Diskusi ini bertujuan untuk berbagi informasi dan berdiskusi mengenai permasalahan yang dihadapi perempuan dan anak di Desa Kiantar. Para peserta diberikan ruang untuk menyampaikan berbagai isu yang ada di tingkat desa, serta diajak untuk mencari solusi bersama yang dapat diimplementasikan untuk meningkatkan kesejahteraan perempuan dan anak. (Admin02.RadioArki)