Sumbawa Barat. Radio Arki – Kepala Balai Pemeliharaan Jalan Provinsi (BPJP) Wilayah Sumbawa, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Nusa Tenggara Barat, Mustafa Barax, meninjau langsung kelayakan akses jembatan darurat yang dibangun oleh PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) di Desa Sekongkang Bawah, Jumat (3/1/2025).
Peninjauan ini dilakukan sebagai respons atas kerusakan jalan utama yang jebol sehari sebelumnya akibat banjir besar yang melanda wilayah tersebut.
Jembatan utama yang menghubungkan Kabupaten Sumbawa Barat dan Kabupaten Sumbawa melalui jalur selatan sempat terputus total, mengganggu mobilitas warga dan distribusi barang.
Untuk memastikan konektivitas kembali normal, PT AMMAN bergerak cepat membangun jembatan darurat. Jembatan ini dirancang untuk mengakomodasi kendaraan roda dua dan roda empat sebagai solusi sementara.
Menurut Mustafa Barax, akses jembatan darurat telah bisa digunakan sejak Jum’at dini hari. Meski demikian, ia mengingatkan para pengendara untuk tetap berhati-hati, mengingat kondisi jembatan yang masih bersifat sementara.
“Saat ini jalan sudah bisa dilalui kendaraan, tetapi kami mengimbau pengendara untuk tetap berhati-hati,” ungkap Mustafa saat diwawancarai di lokasi.
Ia menambahkan bahwa koordinasi dengan Dinas PUPR NTB telah dilakukan untuk mempercepat proses pembangunan jembatan permanen.
“Mudah-mudahan pembangunan jembatan permanen bisa dimulai tahun ini, sehingga konektivitas antarwilayah dapat dipulihkan secara optimal,” tambahnya.
Mustafa juga menyampaikan apresiasinya kepada PT AMMAN, pemerintah Kecamatan Sekongkang, dan Polsek Sekongkang atas upaya tanggap darurat yang sigap.
“Kerja sama ini sangat penting untuk memastikan mobilitas warga kembali normal serta mendukung aktivitas ekonomi masyarakat,” katanya.
Jembatan darurat ini diharapkan dapat menjadi solusi sementara yang efektif bagi warga yang sangat bergantung pada jalur tersebut untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk distribusi barang dan aktivitas ekonomi.
Banjir yang menghancurkan akses jalan utama sebelumnya berdampak pada 4 Desa yang terisolasi di KSB dan akses antar Kabupaten, sehingga juga berdampak baik secara ekonomi maupun sosial.
Upaya cepat dan koordinasi berbagai pihak menunjukkan komitmen yang kuat untuk menjaga konektivitas wilayah serta meminimalkan dampak kerugian akibat bencana. (Admin02.RadioArki)