“Berdasarkan survei UNESCO tahun 2012, minat baca masyarakat Indonesia hanya 0,001%. Artinya dari 1000 penduduk hanya satu orang yang membaca. Di tahun 2004 anak-anak Indonesia membaca hanya 27 halaman buku dalam satu tahun. Hal tersebut tentu sangatlah miris jika dibandingkan Negara Negara lainnya di Asia. Melihat hal tersebut, maka keberadaan relawan pendidikan sangatlah diharapkan guna bersinergi dengan program pemerintah memajukan pendidikan”.
Sumbawa Barat. Radio Arki – Sebagai bagian dari mendorong tuntas literasi dasar (belajar dan menulis) di Kabupaten Sumbawa Barat. Rokhani, seorang relawan yang merupakan seorang guru di SDIT Bina Insan Qur’ani mengembangkan lembaga belajar taman baca yang di beri nama Saung Gema Ilmu (SGI) Syahidah.
Menurut Rokhani, Lembaga SGI Syahidah yang berlokasi di Desa Seminar Kecamatan Brang Rea, dibentuk untuk meningkatkan minat membaca dan menulis anak anak. Selain itu, lembaga SGI juga dibentuk untuk mendukung program pemerintah daerah yaitu program tuntas buta aksara. Dimana program tuntas buta aksara yang menarik minat baca anak anak dengan menyediakan perpustakaan di sekolah sekolah, masjid-masjid dan di setiap Kantor Desa.
“Kita ingin membangun generasi yang berilmu, berakhlak, serta menjadi harapan generasi ummat dan bangsa di masa mendatang. Itu yang mendorong kuat agar lembaga belajar ini terus saya kembangkan dari hari ke hari”, Ujar Rokhani kepada wartawan www.arkifm.com melalui pesan singkat whatsApp, Sabtu (14/7).
Hany sapaan akrabnya, menuturkan bahwa, taman baca yang dibentuknya sejak Agustus 2015 silam mengalami proses yang sangat panjang. Bahkan sempat vakum beberapa bulan karena ditinggal tugas keluar daerah. Namun karena tekad yang kuat ingin terus mengambil peran strategis dalam pemenuhan kebutuhan ilmu pengetahuan anak anak, akhirnya lembaga SGI bangkit lagi.
“Setelah menyelesaikan tugas belajar di NTT, saya kembali lagi ke Sumbawa Barat. Tak menunggu waktu lama, Saung Gema Ilmu (SGI) Syahidah yang pernah saya bentuk kembali menjalankan program utamanya yakni, menyelenggarakan program Literasi, Tahsin Tahfidz, serta pelatihan dan bimbingan belajar”, Tambahnya.
Program literasi oleh SGI Syahidah ini, lanjut Hany, terus dikembangkan dengan mengadakan kegiatan lapak baca. Selain itu metode belajar dengan mendongeng, bertukar surat dengan sahabat nusantara, serta lomba-lomba yang berkaitan dengan literasipun menjadi kekhasan lembaga SGI Syahidah. Pengembangan SGI Syahidah bahkan terlihat dari terus meningkatnya jumlah anak didik, bahkan keberadaan SGI memicu muncul lembaga sejenisnya di daerah Seteluk.
“Sekarang total keseluruhan anak didik sejumlah 60 anak. Itu jumlah keseluruhan dari lembaga yang ada di Desa Seminar, hingga lembaga yang ada di Seteluk”, tambahnya.
Lanjut Hany, dengan keberadaan lembaga SGI Syahidah, kedepan ada komitmen yang kuat dalam meningkatkan kualitas program dan tenaga relawan pengajar. Yakni dengan melakukan pendampingan dan pembinaan kepada para relawan, terkait program kedepannya agar masyarakat, khususnya anak anak tertarik untuk datang ke Taman Baca.
“Saya optimis, dari SGI Syahidah bisa menginspirasi desa desa lain agar mendirikan lembaga yang memiliki komitmen memajukan pendidikan di Daerah ini”, Tukasnya. (Enk. Radio Arki)