Sumbawa Barat. Radio Arki – Dimulainya operasional pengangkutan batubara untuk keperluan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Kertasari, selama dua hari terakhir menuai polemik di tengah tengah masyarakat Kertasari. Masalahnya cukup beragam, mulai dari pemberian upah pekerja diluar kesepakatan, hingga pemberdayaan masyarakat lokal juga turut diadukan warga Desa Kertasari ke kantor desa.
“Sudah banyak warga yang mengadukan masalah sejak dimulainya operasional pengangkutan batubara PLTU Kertasari. Padahal sebelumnya, pihak managemen PLTU Kertasari menggelar sosialisasi kepada masyarakat dan telah disepakati upah pekerja diberikan sebanyak Rp. 90.000 perhari, tapi praktiknya justru diberi upah sebanyak Rp.50.000 perhari. Padahal warga kami kerja sampai lembur hingga tengah malam”, Ujar Kepala Desa Kertasari, Burhanuddin, SH kepada wartawan www.arkifm.com di ruang kerjanya, hari ini (10/10).
Lanjut Burhanuddin, Kekecewaan warga semakin menjadi jadi dan merasa di PHP oleh pihak PLTU, dimana pada sosialisasi sebelumnya telah disepakati akan diberdayakan masyarakat lokal Desa Kertasari dalam pengangkutannya. Truk milik warga Desa Kertasari akan digunakan untuk mengangkut Batubara dari Dermaga Labuan Lalar menuju PLTU Kertasari.
“Sesuai hasil sosialisasi yang hadiri oleh Bapak Yamin mewakili pihak PLTU dan otoritas Organisasi Angkutan Darat (Organda), kami sudah inventarisir dan sudah ada 5 truk warga Desa Kertasari yang diusulkan untuk mengangkut batubara. Pihak PLTU minta daftar ke Organda dan warga sudah melakukan. Namun kenyataannya ditolak dengan alasan kendaraan yang mengangkut batubara sudah ada. Padahal truk sudah memenuhi kelayakan”, Ungkap Burhanuddin.
Merespon gelombang aduan dari masyarakat, Burhanuddin mengaku sejauh ini baru berkoordinasi dengan Dinas Perhubungan terkait mobilisasi batubara menggunakan truk warga kertasari. Selain itu, Ia berharap agar Pihak PLTU Kertasari bersikap konsisten sesuai hasil sosialiasi dengan masyarakat, bukan dengan membuat aturan diluar kesepakatan karena dapat berpotensi memicu respon keras dari warga Desa Kertasari. Apalagi saat ini warga sudah mengancam akan memblokade proses operasional batubara apabila tidak diberdayakan.
“Kita berharap tidak ada aksi blokade proses mobilisasi batubara seperti yang dikatakan warga. Untuk itu, masalah ini harus menjadi atensi serius pihak PLTU dan instutusi terkait dalam menyelesaikan aduan aduan masyarakat Desa Kertasari”, Tukas Kades Burhanuddin. (Enk. Radio Arki)