ARKIFM NEWS

Penertiban PETI Jadi Atensi Kunjungan Kapolda NTB di KSB

Sumbawa Barat. Radio Arki – Nampaknya penindakan atas dampak dari pencemaran lingkungan akibat praktek tambang liar atau Pertambangan Tanpa Izin (PETI), di wilayah hukum Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), khususnya di KSB memasuki babak baru.

Setelah sebelumnya Pemda KSB bersama TNI Polri gencar melakukan penertiban PETI dimulai dari wilayah lingkar tambang. Kini, soal penertiban tambang liar tersebut juga menjadi atensi Kapolda NTB dalam kunjungan kerja dan silaturahmi perdananya di KSB, Rabu siang (24/7).

“Saya berharap kepada Bupati untuk adanya penanganan, karena lebih banyak mudharatnya dari manfaatnya. Dimana lingkungan itu menjadi rusak oleh bahan kimia berbahaya, baik itu mercury ataupun sianida,” ujar Kapolda NTB, Irjen. Pol. Drs. Nana Sujana, M.M, dalam sambutannya dihadapan Pemda KSB dan sejumlah masyarakat.

Kepada sejumlah awak media di Sentral Bupati Sumbawa Barat, Kapolda NTB mengatakan bahwa Gubernur NTB, Dr. Zulkieflimansyah, SE.,M.Sc telah menyampaikan akan membentuk Satuan Tugas (Satgas) penanganan PETI, dimana satgas ini merupakan gabungan dari Pemda, Kepolisian dan TNI.

“Satgasnya sesegera mungkin kita bentuk. Mungkin selepas Gubernur balik dari Jakarta, langsung kita bentuk,” kata Kapolda.

Untuk langkah langkah penanganannya, kata Kapolda, diupayakan dengan mengedepankan sosialisasi dan musyawarah. Jika langkah tersebut tidak bisa, maka akan ditempuh langkah hukum.

“Kita akan kedepankan penertiban umum, jika tidak bisa, maka ada pasal pasal tertentu yang akan kita kenakan,” tegas Kapolda NTB.

Seperti diketahui, berdasarkan hasil uji laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya yang mengambil sampel di Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Brang Rea bulan lalu, beberapa objek diketahui telah tercemar merkuri di atas ambang batas.

Untuk tanaman padi saja, ditemukan kadar merkuri sebesar 0,37 miligram atau diatas ambang batas dari batas aman sebesar 0,3 miligram. Begitu juga daging kuda. Juga ditemukan kadar merkuri di atas 0,3 miligram sesuai standar kesehatan lingkungan yang ditetapkan.

Sementara pada manusia, berdasarkan sampel yang diambil rata-rata di rambut mereka ditemukan kandungan merkuri dan tingkat anemia yang diderita juga meningkat secara signifikan. Tentu bagi masyarakat yang sudah terpapar merkuri efeknya tidak akan dirasakan saat ini, melainkan beberapa tahun yang akan datang. (Enk. Radio Arki)

Related posts

Rehab Rekon 11 Rumah Warga Desa Seran Dipercepat

ArkiFM Friendly Radio

Pemerintah Desa Tepas Sepakat Mengucapkan Dirgahayu KSB ke-19

ArkiFM Friendly Radio

Pembukaan MTQ Ke XVIII KSB Berlangsung Meriah

ArkiFM Friendly Radio

Leave a Comment