JAKARTA – Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak (Komnas PA), Arist Merdeka Sirait meminta orangtua bijak dalam memberikan fasilitas teknologi berbasis internet tehadap anak di bawah umur. Hal ini dimaksudkan untuk terhindar dari bahaya konten pornografi.
“Jadi saya kira ini perkembang teknologi dan itu perlu diwaspadai karena ada budaya negatif memberikan alat komunikasi yang seolah menyenangkan anak padahal justru mencelakai dan mencedari. Oleh karena itu orangtua yang memberikan gadget harus menjadi evaluasi, yang tidak ada kepentingan dengan anak itu juga harus di waspadai,” katanya kepada Okezone, Jumat (17/3/2017).
Selain itu, Arist meminta kepada orangtua untuk tidak meng-upload gambar anak yang dapat mamicu birahi bagi orang yang menyimpang seksual, hal ini akan menjadi penyebab adanya pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur.
“Para orangtua juga tidak begitu gampang meng-upload atau mengirimkan gambarkan anak-anaknya FB, tweeter atau mungkin ke sahabat kita, (hal ini dapat memicu) seseorang yang memiliki kebutuhan seksual menyimpang orang dewasa, jadi hal ini juga harus diwaspadai,” ungkapnya.
Meski demiian, Arist tidak melarang sepenuhnya orangtua memberikan fasilitas berbasis internet kepada anak-anaknya selama didampingi orangtuanya.
“Boleh saja, tapi harus didampingi,” pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, Polda Metro Jaya kembali membongkar sindikat kejahatan seksual berbasis online dengan spesialis anak yang beroperasi melalui grub Facebook bernama ‘Official Candy’s Gruop’. Grup ini sendiri memiliki 7.000 anggota.
Kasus prostitusi anak di bawah umur (paedofil) yang menyebar video dan gambar melalui akun Facebook Official Candy’s Group yang memiliki member dari berbagai macam negara di dunia akan mendapatkan keuntungan sebesar USD15 dari setiap gambar dan video yang diunggahnya.
(wal)
Sumber : okezone)