ARKIFM NEWS

Dilema Pemanfaatan Dermaga Labuan Lalar

Sumbawa Barat. Radio Arki – Rencana pemanfaatan Dermaga Labuan Lalar untuk dijadikan dermaga umum sudah mendapatkan titik terang. Hal tersebut terlihat dengan adanya surat Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan Republik Indonesia kepada Pemerintah Daerah Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) terkait pemanfaatan dermaga yang terletak di Kecamatan Taliwang tersebut. Meski sudah mendapatkan lampu hijau dari Kementerian Perhubungan, nampaknya hal tersebut belum sepenuhnya sesuai ekspektasi Pemda KSB dalam menjadikan Dermaga Labuan Lalar sepenuhnya menjadi dermaga komersil.

Kepala Dinas Perhubungan KSB, H. Abdul Hamid, S.Pd.,M.Pd mengatakan, bahwa keinginan Pemda KSB dengan Kementerian Perhubungan dalam pemanfaatan dermaga yang memiliki nilai aset 88 Milliar tersebut masih belum singkron. Pemda KSB sebelumnya berharap dermaga Labuan Lalar bisa menjadi dermaga umum secara utuh, sementara Dermaga Benete yang jaraknya dekat dengan Dermaga Labuan Lalar ditutup, karena sudah menjadi zona kawasan industri.

“Masih belum singkron maunya Pemda KSB dengan Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. Kalau Pemda KSB mengharapkan Dermaga Labuan Lalar secara utuh merupakan perpindahan dari Pelabuhan Benete. Jadi dermaga umum yang di Benete dipindahkan ke Labuan Lalar, sedangkan Dermaga Benete ditutup, karena sudah menjadi zona kawasan industri,” terang H. Abdul Hamid kepada arkifm.com, kemarin (28/1).

Menanggapi keinginan Pemda KSB, Dirjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan dalam surat kepada Pemda KSB menegaskan bahwa Pelabuhan Benete tidak perlu ditutup. Pelabuhan Benete tetap menjadi Pelabuhan umum dibawah Pemerintah Pusat, tetapi diperluas jaringan terminalnya hingga Dermaga Labuan Lalar. Jadi disebut Pelabuhan Benete, Terminal Labuan Lalar.

“Keinginan kita (Pemda KSB, red) dijawab oleh dirjen perhubungan laut melalui surat, bahwa tidak perlu ditutup Pelabuhan Benete. Pelabuhan Benete tetap menjadi pelabuan umum dibawah Pemerintah Pusat, tetapi diperluas jaringan terminalnya hingga Dermaga Labuan Lalar. Jadi, tahun 2020 Pelabuan Benete akan disusun ulang Rencana Induk Pelabuhan (RIP), dimana didalamnya akan meliputi Dermaga Labuan Lalar,” terang mantan Kepala DPMPTSP tersebut.

Sementara untuk kondisi dermaga Labuan lalar, Kadis Perhubungan mengakui bahwa dermaga Labuan Lalar masih belum layak nyandar meski baru selesai di rehab. Hal tersebut disebabkan masih dangkalnya area pelabuhan yang butuh diangkut terlebih dahulu. Belum lagi persoalan tambat yang tidak memadai karena kondisinya hanya diikat dibagian atas, sementara titik amannya mesti dilakukan pengikatan ke bawah dengan tiangnya.

“Jadi secara teknis, walaupun sudah direhab masih belum layak dan kapal belum berani nyandar. Kita dorong Pemerintah Pusat melakukan perombakan besar besaran dengan dana Pemerintah Pusat, tetapi kalau belum sesuai jadwal, maka dinas PUPRPP harus mengintervensi lagi. Minimal kapal bisa nyandar. Targetnya tahun ini harus bisa fungsional,” tandasnya. (Enk. Radio Arki)

Related posts

Kades Di KSB Diminta Waspada Investasi Bodong

ArkiFM Friendly Radio

Webinar 20 Tahun KSB: Bupati Sampaikan Langkah Penanganan Data Kemiskinan

ArkiFM Friendly Radio

Tak Hanya Program Pro Rakyat, Fud-Aher Juga Bicara Reformasi Sistem Kerja dan Kesejahteraan ASN

ArkiFM Friendly Radio

Leave a Comment