ARKIFM

Kisah Inspiratif  Prof Natsir, Guru Besar Unram yang Baru Dikukuhkan

Foto : Prof. Dr. Muhammad Natsir (Doc. MA)

Mataram. Radio Arki – Setelah melalui berbagai perjuangan dan rintangan cukup panjang, Prof. Dr. H. Muhammad Natsir, SH., M.Hum., putra asli Wera Bima itu akhirnya dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Mataram (Unram), Selasa (4/1).

Prof. Dr. Muhammad Natsir, yang juga saat ini menjabat sebagai Wakil Rektor (WR) III Unram, menceritakan bagaimana perjuangannya dulu, saat masa-masa sulit kehidupan di Bima di Zamannya.

Sembari bernostalgia, dia mengingat semua orang, bahwa tidak ada yang mustahil, sejauh upaya dan ikhtiar manusia tidak merasa pesimis dengan apa yang dimiliki hari ini. Artinya siapa yang bisa menyangka anak gunung yang dulunya sekolah tanpa alas kaki,  kini meraih gelar tertinggi akademiknya.

“Itu zaman susah, sekolah tidak pakai sandal, masih jalan kaki,” tutur Natsir mengenang masa perjuangannya, Rabu (5/1).

Tumbuh hidup di pelosok yang jauh dari kota tidak menghalangi putra pasangan H. Abdul Hakim Zen (Alm) Hj. Siti Zahara ini untuk rajin dan giat belajar. Motivasinya yang kuat untuk mau sukses memaksa Natsir muda tidak kenal waktu belajar. Baginya, keterbatasan dalam segala hal termasuk akses pada masa itu tidak menghalanginya.

Justru itulah yang memperkuat motivasinya, Natsir menempuh pendidikan SD Negeri No. 3 Bima, lulus tahun 1973. Setelah itu melanjutkan ke jenjang SMPM Gubug Jawa Tengah, lulus tahun 1976 , dan SMAN Demak Jawa Tengah, lulus tahun 1979, Sarjana Hukum Universitas Mataram, lulus tahun 1985, Magister Hukum Universitas Brawijaya, lulus tahun 2000, Doktor Ilmu Hukum Universitas Brawjiaya, lulus tahun 2014.
Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi menetapkan Natsir sebagai Guru Besar dibidang Hukum Pidana, dengan Surat Keputusan Nomor 24551/M/KP/2019, Tentang Kenaikan Jabatan Akademik/Fungsional Dosen. Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi. Berdasarkan Penetapan Angka Kredit Direktur Jendral Sumber Daya Kemenristekdikti Nomor 151/D2.1/KK.001.00/GB/2019 Tertanggal 31 Mei 2019 diangkat menjadi Profesor/Guru Besar, terhitung mulai tanggal 1 Juni 2019 dan ditetapkan di Jakarta pada tanggal 9 Juli 2019 oleh Kemenristekdikti, pengiriman dokumen pengusulannya ke Jakarta pada tanggal 30 April 2019.

Bagi Natsir, apa yang telah diraihnya kini tidak terlepas dari peran berbagai pihak yang telah mendorong dan membantunya. Mulai dari dukungan keluarga, fakultas, dan universitas.

“Saya menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah turut berjasa dalam mengantarkan saya menjadi Guru Besar,”ucapnya.

Sebagai informasi, Natsir menikah dengan  Hj. Baiq Hasniwati, dikaruniahi tiga orang anak, yakni Nanda Ivan Natsir, SH.MH., M. Arief Sanjani Natsir, SE.MM., dr. Rizka Naniek Natsir.

Catatan dia, dari kisah pilu hingga gelar kehormatan yang diraihnya hari ini tidak lepas dari perjuangan. Inginnya agar ini bisa memotivasi anak-anak muda saat ini, untuk tidak mudah menyerah dengan keadaan. Menurutnya apapun keadaan yang dilalui seseorang harus menjadi pembelajaran demi peningkatan potensi diri di masa yang akan datang.

”Mudahan anak-anak muda ini bisa termotivasi bahwa jangan pernah menyerah dengan keadaan,” pungkas Natsir, sembari berpesan. (MA. Radio Arki)

Related posts

Edy Budaya Lutfi Purna Tugas Sebagai Kepala BPN KSB, Sertijab ke Dendi Herlan

ArkiFM Friendly Radio

Pemdes Mura Kembali Salurkan BLT Dana Desa

ArkiFM Friendly Radio

Guru Pendidikan Agama Hindu Di Sumbawa Barat Bakal Mundur

ArkiFM Friendly Radio

Leave a Comment