Foto: Sekda KSB saat membuka acara bimtek pembinaan kader bela negara.
Sumbawa Barat. Radio Arki – Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Kesbangpol) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), menggelar kegiatan bimbingan teknis pembinaan kader bela negara, di Ruang Sidang I Setda Sumbawa Barat, Rabu pagi (27/10).
Ketua Panitia Kegiatan, Muhammad Suharno, S.Sos dalam laporannya mengatakan, kegiatan bela negara meruapakan kegiatan yang sangat penting. Sebab, bicara bela negara juga berbicara kedaulatan dan keutuhan bangsa. Secara organisasi juga, bela negara telah terorganisir dari pusat hingga daerah.
“Bela negara bukan wajib militer, namun lebih kepada sikap kita membela negara. Ketika menjadi petani, jadilah petani yang baik, ketika menjadi PNS maka jadilah PNS yang tidak korupsi. Intinya berkarya di tempat kita masing masing,” jelas Suharno yang juga menjabat Kepala Kesbangpol KSB.
Suharno menyadari, ancaman terhadap negara bisa muncul darimana saja. Oleh karenanya, kesiapan dalam diri kader bela negara harus terus ditingkatkan, sebagai upaya menangkal hal hal yang tidak diinginkan dikemudian hari.
“Ketika saya masuk di Kesbangpol, ternyata banyak masalah yang tidak pernah saya ketahui sebelumnya dan ada di Sumbawa Barat, seperti adanya JAD. Ini tentu menjadi catatan bersama,” katanya.
Contoh perpecahan suatu bangsa, kata Suharno, sebenarnya bisa dilihat dari bangsa lain. Seperti perpecahan di Uni Soviet yang kini telah menjadi 15 negara. Dan perpecahan itu terjadi, karena ketidakmampuan negara mempertahankan keutuhan wilayah.
“Dulu pernah ada sejarah dimana keutuhan tidak mampu kita pegang, maka satu persatu negara kita pisah dengan kita. Seperti hal yang terjadi di Timor Timur,” terangnya.
Sementara itu, Sekretaris Daerah KSB, Amar Nurmansyah, ST.,M.Si dalam sambutannya mengungkapkan, bela negara diawali dengan kecintaan terhadap negara atau rasa nasionalisme. Dalam pendidikan formal, nilai nilai tersebut ditanamkan.
“Soal transformasi nilai nilai kebangsaan, di Indonesia semuanya diatur. Baik secara formal, maupun non formal. Salah satu contoh yang non formal adalah keberadaan kader kader bela negara itu sendiri,” jelasnya.
Amar menjelaskan, tantangan bela negara terus berkembang, ada jaringan dan paham paham tertentu yang terus bermunculan. Oleh karenanya, sebagai anak bangsa, kader bela negara harus menyesuaikan diri dengan strategi tertentu sesuai ancamannya masing masing.
“Semua warga negara dengan segala profesi, wajib membela negara. Tinggal bagaimana peran masing masing, itu yang perlu dipahami. Karena sejatinya, menjaga ketentraman merupakan bagian dari membela negara. Dan itu adalah kewajiban kita semua,” tandas Sekda.
Usai dibukannya kegiatan bimtek Pembinaan Kader Bela Negara oleh Sekda Sumbawa Barat, acara selanjutnya dilanjutkan dengan pemaparan beberapa materi, mulai dari perwakilan Kesbangpol Provinsi NTB, Kesbangpol KSB dan Ketua Kader Bela Negara Provinsi. (Enk. Radio Arki)