Foto: Anggota DPRD KSB, Muhammad Nur, SH saat menggelar reses.
Sumbawa Barat. Radio Arki – Sebagai wakil rakyat, Muhammad Nur, SH dikenal sangat dekat dengan warganya. Anggota DPRD KSB yang menjabat diperiode kedua di parlemen itu, juga dikenal sederhana. Pantas saja, warga tak segan segan untuk berinteraksi aktif dengan beliau. Apalagi untuk menyapaikan aspirasinya secara langsung. Baik secara non formal, ataupun dalam setiap agenda reses.
Khusus dalam agenda reses, Muhammad Nur selalu menekankan kepada konstituennya, bahwa reses bukan sekedar agenda menyerap aspirasi saja. Namun juga warga bisa menyampaikan segala keluh kesahnya, terhadap kejanggalan yang ada dalam aspek yang bersentuhan langsung dengan warga tersebut. Baik dalam hal pertanian, perikanan, kehutanan, dan lain sebagainya.
“Reses digelar selain untuk menyerap aspirasi konstituen, juga mendengar pengaduan masyarakat. Karena bagi saya, apa yang bapak ibu sampaikan atau keluhkan, merupakan suatu hal yang harus saya pertanggungjawabkan. Baik secara moral maupaun politis,” tutur poltisi PBB itu, saat reses di Desa Seloto, Kamis malam (28/10).
Dengan selalu membuka diri, tak khayal warga selalu merasa senang menyuarakan aspirasinya, bahkan diluar dari agenda reses sekalipun. Berbagai aspirasi sering kali masuk ke meja anggota DPRD KSB tersebut. Sebut saja misalnya aspirasi untuk membangun jembatan menuju areal pemakaman dan jalan usaha tani di Desa Seloto.
“Memang banyak aspirasi warga yang urgent untuk kita realisasikan. Namun terkadang karena keterbatasan anggaran akibat Covid-19, kita harus menggunakan skala prioritas. Belum lagi saya yang diluar koalisi pilkada sebelumnya, yang mau gak mau juga berimbas pada politik anggaran,” kata ketua Badan Kehormatan DPRD KSB itu.
Mendengar penjelasan itu, wargapun merespon positif. Meski begitu, karena situasi sulit akibat pandemic Covid-19, warga yang mayoritas berprofesi sebagai petani dan nelayan itu tetap megutarakan permintaannya. Permintaannyapun beragam, ada yang meminta bantuan sampan, Alat Mesin Pertanian (Alsintan), hingga meminta akses jaringan listrik menuju bendungan.
“Insayaallah apa yang bapak suarakan akan kami perjuangkan. Intinya siapapun nanti yang dapat bantuan atau yang telah menerima di tahun sebelumnya, saya sangat berharap agar bantuan tersebut tidak dijual. Apapun kondisi yang bapak ibu alami, silahkan konsultasikan ke kami,”terang Muhammad Nur, membuka diri.
Disamping menyerap aspirasi, beberapa warga juga ingin mendapatkan gambaran terkait masalah di sektor pertanian yang menahun. Mulai dari pupuk yang selalu serba terbatas dan mahal, hingga harga gabah yang selalu anjlok. Mendengar itu, Muhammad Nur menjelaskan temuannya di lapangan, hingga pemetaan masalah yang kini berimplikasi pada petani. (Enk. Radio Arki)