Foto: Munir, Kabid Destinasi pada Disparpora KSB.
Sumbawa Barat. Radio Arki – Pemerintah Desa di Sumbawa barat yang memiliki destinasi wisata, diharapkan mengambil peran sentral dalam pengembangan dan pengelolaan destinasi wisata di desanya. Mengingat, destinasi merupakan asset berharga yang dimiliki oleh Desa, yang bila dikembangkan secara serius dan terukur, bisa mendatangkan kesejahteraan untuk masyarakat setempat.
“Paradigma pengembangan destinasi wisata sekarang, justru bermula dari peranan desa dalam mengembangkan destinasi di desa. Karena desa memiliki kekuasaan penuh terhadap potensi yang ada di desanya. Belum lagi didukung dengan ketersediaan anggaran Dana Desanya,” ujar Munir, Kabid Destinasi di Dinas Pariwisata, Pemuda dan Olahraga Kabupten Sumbawa Barat, Selasa (30/11).
Langkah awalnya dalam pengembangan destinasi, kata Munir, pemerintah desa perlu menyiapkan perencanaan destinasi yang mau dikembangkan secara ilmiah. Adanya perencanaan, sebagai bentuk tanggung jawab moral terhadap rencana pengembangan destinasi di wilayahnya.
“Jika ada tempat A yang dianggap sebagai destinasi bagus, Pemerintah Desa bisa membuat gambar perencanaan melalui dana desanya. Dengan adanya perencanaan dan gambar, maka menjadi acuan nanti saat berkoordinasi dengan Pemda, Pemprov ataupun dengan Kemenparekraf sekalipun,” terangnya.
Munir mencontohkan seperti di Desa Tambak Sari dengan wisata Olat Sare. Dimana site plan pengelolaan olat sare sudah dimiliki oleh Pemerintah Desa. Atas dasar itu, maka kita bangun komitmen untuk pembagian peran pengembangan wisata Olat Sare secara bertahap. Kemudian di Desa Seminar Salit yang sudah buka destinasi di Batu Tilam.
“Artinya Pemerintah Desa kita berharap bisa mendorong pengembangan destinasi di daesanya. Karena bagaimanapun juga, destinasi yang nantinya berkembang bisa mendatangkan PADes bagi desa, lebih lebih masyarakat setempat bisa mengambil manfaat dari keberadaan destinasi tersebut,” tandasnya. (Enk. Radio Arki)