ARKIFM NEWS

‘Kelas Kecil’, Inovasi Layanan ARPUS KSB yang Libatkan Relawan

Foto: Salah satu relawan saat mengisi materi ‘Kelas Kecil’.

Sumbawa Barat. Radio Arki – Program layanan yang melibatkan masyarakat di Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Daerah (Arpus) Kabupaten Sumbawa Barat yang diberi nama ‘kelas kecil’, merupakan inovasi pelayanan dalam meningkatkan minat baca.

Keberadaan layanan ‘kelas kecil’ di Sumbawa Barat, telah ada sejak tahun 2019. Dimana semangat dibukanya kelas belajar tersebut, berangkat dari keinginan masyarakat untuk membuka kelas terbatas di perpustakaan, dengan tema berdasarkan kondisi kondisi kekinian.

Uniknya, para pengajar atau narasumber ‘kelas kecil’, merupakan para relawan yang dengan sukarela berbagi ilmu pengetahuan yang dikuasainya. Selain relawan, ada juga yang namanya supporter. Nah, supporter inilah yang membantu menyedekahkan hartanya untuk kebutuhan ‘kelas kecil’.

“Kelas kecil’ ini adalah inovasi layanan yang mungkin satu satunya di Indonesia. Yang menarik dari program ini adalah adanya, partisipasi masyarakat secara sukarela untuk berbagi,” kata Kabid Perpustakaan pada Dinas Arpus KSB, Mariati, S.Adm, Selasa (30/11).

Kegiatan ‘kelas kecil’, kata Mariati, merupakan pemenuhan visi Dinas Arpus KSB sebagai pusat kegiatan dan sumber belajar. Oleh karenanya, keterlibatan partisipasi masyarakat sebagai peserta untuk belajar di Arpus, diharapkan mampu diimplementasikan dalam kehidupan sehari hari.

“Banyak tema yang kita angkat, dikondisikan dengan kondisi kekinian atau disesuaikan dengan hari besar nasional. Seperti hari kesehatan gigi, maka kami hadirkan gokter gigi. Begitu juga dihari gizi, hari pangan dan hari lainnya. Peserta juga bisa langsung mempraktekkannya,” tuturnya.

“Kemarin yang terbaru, Ada ‘kelas kecil’ bertemakan membuat konektor. Ada juga ‘kelas kecil’ dengan tema meracik V60 sebagai lanjutan dari tahun sebelumnya,” tambah perempuan berkacamata itu.

Sisi lainnya, Arpus KSB mendapat program prioritas nasional, yakni transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial di tahun 2022. Dimana program ini lebih kepada perpustakaan bisa mensejahterahkan masyarakat. Karena konsep secara nasional literasi untuk kesejahteraan, dimaknai sebagai sejahtera ekonomi.

“Di KSB berbeda, kita melihat literasi kesejahteraan ekonomi dan juga non ekonomi, artinya masuk psikis di dalamnya. Oleh karenanya, kita juga buka ‘kelas kecil’ psikologi, psikiatri dan lain sebagainya sebagai bentuk salah satu dari implementasi literasi kesejahteraan non ekonomi,” tandasnya. (Enk)

Related posts

Jemput Pangeran Mansour, Jet Gulfstream G650 Terpakir di Ngurah Rai

Iwan Panji – Merliza Nahkodai DPC Partai Gerindra KSB

ArkiFM Friendly Radio

Tetap Adakan Program BLT DD Di Tahun 2024, Pemdes Seminar Salit Tetapkan 10 KPM

ArkiFM Friendly Radio