Kepala Desa Tepas Sepakat, Khairuddin, kepada media ini, Selasa (16/8) sore lalu menerangkan, mulai memprogramkan zero kekerasan perempuan dan anak, sebagai bentuk kepedulian dan upaya untuk mengentaskan tindakan kekerasan perempuan dan anak di desa setempat.
Adapun salah satu bentuk program tersebut adalah menggelar pelatihan manajemen wirausaha bagi perempuan.
“pelatihan ini memang diselenggarakan provinsi (DP2KB Provinsi NTB), tetapi kegiatan ini juga terlaksana oleh karena adanya program yang sama di sini (tepas sepakat).” terangnya
Menurut Ikas, salah satu faktor terjadi kekerasan perempuan dan anak adalah karena faktor perekonomian. Selain itu melihat kasus kekerasan perempuan dan anak cukup tinggi, namun disi yang lain terdapat banyak aktifitias ekonomi rumahan yang cukup bagus, maka pihaknya menyambut baik pelatihan manajemen wirausaha tersebut. pelatihan ini juga dimaksudkan untuk memperkuat kelompok perempuan di desa. Sehingga pendidikan tentang pentingnya menghindari praktek kekerasan terhadap perempuan dan anak dapat dilakukan secara organik atau oleh masyarakat setempat.
Dalam kegiatan pelatihan manajemen wirausaha tersebut, desa Tepas Sepakat bekerjasama dengan beberapa elemen, seperti dengan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A KSB) dan termasuk juga Lembaga Perlindungan Perempuan dan Anak Sumbawa Barat.
“terima kasih kami sampaikan kepada DP2KB Provinsi NTB dan DP2KBP3A Kabupaten Sumbawa Barat atas dukungan terhadap program ini. semoga kedepan akan ada program lain dalam kerangka untuk memperkuat program kami di desa tentang zero kekerangan perempuan dan anak.” Ujarnya.
Dalam sambutannya, Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak pada DP2KBP3A KSB, Sulastri SKM mengatakan perempuan harus bisa berdaya, dan produktif dalam menyokong ekonomi keluarga. Jadi program untuk mengasah keterampilan harus ikugt serta, termasuk juga pelatihan public speaking (Berbicara depan umum.red).
Dalam kesempat itu, ia juga berharap, pasca pelatihan peserta yang merupakan perempuan atau ibu ibu di wilayah setempat dapat diberikan dukungan yang lebih nyata dari semua pihak, agar yang didapatkan selama pelatihan dapat memberikan manfaat secara berkelanjutan.
“semoga pelatihan ini dapat terus berlanjut, artinya ada pendampingan dari desa untuk keberlangsungannya kedepan.” Harapnya. (Iwenk & Trah_ Radio Arki)