Sumbawa Barat, Radio Arki– Hampir seluruh desa di wilayah Kabupaten Sumbawa Barat memiliki potensi untuk menghasilkan produk yang berkualitas dari hasil pertanian maupun perkebunan. Salah satunya adalah Desa Tongo yang telah dikenal sebagai desa penghasil gula aren. Para petani aren di Desa Tongo masih menggunakan cara tradisional dalam mengolah air nira menjadi gula aren, yaitu dengan menggunakan cetakan batok kelapa tanpa adanya inovasi produk turunan lainnya yang dapat meningkatkan nilai jual dari produk gula aren tersebut.
Karenanya, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) memberikan pelatihan dan pendampingan terhadap 20 petani aren yang tergabung dalam kelompok Tani Aren Desa Tongo, sehingga dapat menghasilkan berbagai jenis dan inovasi produk turunan aren yang berkualitas, antara lain seperti: gula semut (palm sugar), gula cair (liquid palm sugar), gula aren jahe (aren ginger), kopi gula aren, bandrek/serbat, stup kolang kaling, dan produk turunan lainnya.
Manager Community Development AMMAN, Dimas Purnama, mengatakan bahwa program pelatihan dan pendampingan kelompok petani ini merupakan salah satu pilar dari program Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat (PPM), yaitu penguatan ekonomi. “Melalui program ini, para peserta mendapatkan pengetahuan dan pemahaman dasar seperti standar dan proses pengelolaan pohon aren, proses dan alur pengolahan gula semut (diagram alir), inovasi produk olahan gula aren, sanitasi produksi, strategi dan teknis pengemasan, strategi pemasaran dan peluang usaha gula aren, hingga legalitas usaha dan sertifikasi produk. Kami berharap melalui pendampingan yang dilakukan, usaha yang dimiliki para peserta dapat berkembang, bahkan membantu dalam meningkatkan taraf hidup para petani aren peserta program,” jelas Dimas.
Program ini mendapatkan apresiasi dari Kepala Desa Tongo, Idham Chalid. “Kami menyambut baik pelatihan dan pendampingan yang dilakukan oleh AMMAN sehingga para petani aren di desa kami dapat hal yang positif. Kami juga mengharapkan adanya komitmen dari para peserta agar dapat bersungguh-sungguh dalam menerapkan ilmu yang diperoleh dalam pemanfaatan aren yang dilakukan sehingga dapat berkembang”.
Salah satu peserta program, Hasanuddin, mengatakan bahwa pelatihan ini dapat membantunya dalam berkreasi meningkatkan pendapatan dari produk gula arennya. “Kami berterima kasih atas pendampingan dan pelatihan petani aren yang dilakukan oleh perusahaan. Saya merasakan banyak manfaat karena dengan kreasi dan inovasi baru, saya bisa menciptakan beragam produk gila aren. Semoga semakin banyak petani aren di wilayah ini yang juga ikut terlatih dalam memanfaatkan gula aren seoptimal mungkin, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan taraf hidup,” ujar Hasanuddin.
Tentang AMMAN
PT Amman Mineral Nusa Tenggara (AMMAN) adalah perusahaan tambang dan pemrosesan tembaga dan emas kedua terbesar di Indonesia, yang memiliki kapabilitas operasional kelas dunia. AMMAN mengoperasikan tambang Batu Hijau dan berbagai prospek tembaga dan emas lainnya di Kabupaten Sumbawa Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Dalam lima tahun sejak mengakuisisi tambang Batu Hijau di tahun 2016, AMMAN telah meningkatkan efisiensi dan produktivitas operasional hingga mencapai rekor tertinggi dalam sejarah Batu Hijau.
AMMAN selalu mengambil langkah terdepan dalam meminimalisir dampak lingkungan dari kegiatan operasionalnya. AMMAN telah mendapatkan berbagai penghargaan atas keberhasilannya mengelola lingkungan, antara lain Trofi Aditama, yang merupakan penghargaan tertinggi dari Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM). Operasional AMMAN didasarkan pada visi untuk menjadi organisasi transformative yang menciptakan warisan terbaik. AMMAN juga menjalankan berbagai inisiatif untuk menciptakan dampak sosial dan mempromosikan nilai kebebasan, toleransi, pengembangan diri, dan kesejahteraan, bagi masyakarat sekitar.
Selain pendampingan dan pelatihan, dilaksanakan juga kegiatan Gelar Produk sebagai kesempatan bagi para peserta untuk memamerkan olahan inovasi produk turunan aren yang telah berhasil diciptakan. Dalam kegiatan ini, peserta juga meluncurkan merek “Sakiki” yang akan digunakan seluruh produk hasil para peserta pelatihan. Pameran ini juga dimanfaatkan sebagai kesempatan untuk mendapatkan tanggapan dan penilaian terhadap inovasi produk yang dihasilkan para peserta, sehingga menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan produk. (Advertorial/Radio Arki)