Foto: Sekdis DPMPD KSB (memegang mic), saat menyampaikan pandangannya pada kegiatan Rakor tim terpadu P4GN.
Sumbawa Barat. Radio Arki – Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa (DPMPD) Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), mengajak Badan Narkotika Nasional (BNN), untuk memperkuat sinergitas dengan Pemerintah Desa.
“Tidak cukup kami yang berada di desa, jika tidak diperkuat oleh lembaga yang punya kompetensi itu (BNN). Kita hanya tahu bahayanya saja, bagaimana dengan pencegahan dan pemberantasan masyarakat tidak paham sampai kesitu,” kata Sekretaris DPMPD KSB, Slamet Riadi, dalam kegiatan Rakor Tim Terpadu P4GN, Senin (5/12).
Upaya memperkuat sinergi dengan Pemerintah Desa dalam rangka memberikan atensi lebih terkait narkotika, kata Slamet, sejatinya senada dengan upaya terpadu pembangunan Desa untuk percepatan pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, atau yang dikenal dengan SDGs.
“Ada SDgs desa yang ketiga, yakni desa sehat dan desa sejahtera. Hal itu bisa kita wujudkan manakala generasi kita jauh dari barang haram narkoba,” terang dia.
Sebagai bentuk keseriusan terkait hal itu, Slamet bahkan mendukung BNN dan Kesbangpol untuk lebih massif lagi turun ke masyarakat. Jika dimungkinkan, sambung dia, bisa adanya sharing anggaran dengan Pemerintah Desa melalui Dana Desa.
“Dana desa itu banyak, tapi dana dana itu sifatnya mandatory, artinya sudah ada menunya. Sehingga untuk memperkuat Pemerintah Desa menganggarkan, maka perlu ada instrumennya. Jika sudah ada Perda atau Perbup, perlu diperkuat lagi surat dari BNN dan kesbangpol. Sehingga tidak ada keraguan bagi teman teman kami mengusulkan dalam Musdes,” jelas dia.
Slamet berharap, dengan bergeraknya semua komponen masyarakat dalam memerangi narkoba, bisa secara maksimal menekan peredaran dan penyalahgunaan narkoba. Karena dampak negatif era teknologi saat ini, membuat akses informasi terkait hal hal negative terbuka lebar
“Kita harus bergerak bersama, menjaga generasi kita sesuai dengan posisi kita masing masing. Instansi bergerak sesuai dengan tupoksinya, begitu juga dengan ketahanan keluarga, karena jika keluarga lemah, maka akan sulit mengontrol anak di luar jam sekolah,” tandas Slamet. (Enk. Radio Arki)