Sumbawa Barat. Radio Arki – Bupati Sumbawa Barat, Dr.Ir.H.W Musyafirin.,MM hadir dalam kegiatan silaturrahmi bersama Warga Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) yang terhimpun dalam Himpunan Warga Sumbawa Barat (HWSB) dan Warga Kabupaten Sumbawa yang terhimpun dalam Ikatan Keluarga Sumbawa Jakarta Raya (Ikasumjaya), di Jakarta, Sabtu (1/3).
Kegiatan satu rangkaian dengan buka puasa bersama yang dilaksanakan di rumah salah satu tokoh pendiri KSB, H. Amir jawas tersebut, juga dihadiri oleh Sekda, Kepala Bappeda dan Kadis Dikbud.
Sebagai tuan rumah, H. Amir Jawas menyambut baik kehadiran para tokoh tana Samawa di kediamannya. Kesempatan berkumpul dengan keluarga Samawa dijadikan momen menceritakan bagaimana perjalanan hidupnya di Ibu Kota, hingga perjuangan pembentukan Kabupaten Sumbawa Barat. “Kalau kita tidak nekat, maka KSB tidak akan terbentuk,” cetusnya.
Salah satu tokoh Sumbawa yang juga mantan Wakil Ketua DPR RI, H. Fahri Hamzah, SE juga menceritakan kesannya dengan Kabupaten yang bermotto ‘pariri lema bariri’ itu. “Taliwang memiliki kesan yang kuat bagi saya. Warna islam dengan kekentalannya sangatlah berbeda jika dibandingkan dengan tempat lain,” katanya.
Sementara itu, Bupati Sumbawa Barat Dr.H.W.Musyafirin,MM menyampaikan apresiasinya kepada H.Amir Jawas atas sumbangsihnya yang luar biasa dalam pembentukan KSB. Disampaikan Bupati dihadapan para tokoh KSB yang ada di Jakarta bahwa, kedatangannya bersama rombongan dapat dikatakan datang melaporkan perkembangan pembangunan di KSB.
“Kewenangan pertambangan ada di pemerintah pusat. Terkait dengan pengelolaan CSR, Pemerintah Propinsi yang menentukan, jika ada masyarakat minta pembiayaan kegiatan dari dana CSR, maka masyarakat minta ke Gubernur bukan ke bupati. Hal itu dilakukan karena wewenang yang sudah diatur. Demikian pula terkait dengan danau Lebo. Pemda KSB pernah menandatangani MoU antara Kementerian PU dan KLH. Meskipun sudah ada dibuat MoU, hingga hari ini belum ada tanda-tanda pembangunan. Sementara Pemda KSB telah menyusun DEDnya,” katanya.
Terkait dengan peran PT. Amman Mineral dalam pembangunan di KSB, perusahaan tambang kedua di Indonesia itu disebut telah banyak berbuat.
“Jangankan yang wajib, yang tidak wajibpun dilakukan, seperti contohnya pembangunan bandara di Desa Kiantar, yang akan dibiayai 393 Milyar. Oleh karenanya, kita harus bisa mamanfaatkan keberadaan PT.Amman sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat,” jelasnya. (Enk. Radio Arki)