Sumbawa Barat. Radio Arki – Pelaksanaan kegiatan silaturrahmi masyarakat Desa Manemeng, Kecamatan Brang Ene dalam bingkai halal bihalal berlangsung semarak.
Kegiatan yang dilaksanakan di lapangan Haji Tapa Desa Manemeng, Jumat (28/4), menampilkan berbagai penampilan kesenian daerah, modern dan keagamaan dari anak anak dan remaja Desa Manemeng.
Wakil Bupati Sumbawa Barat, Fud Syaifuddin, ST menyampaikan apresiasi kepada anak anak muda dan remaja di Desa Manemeng yang melaksanakan kegiatan halal bihalal, meski cuaca kurang bersahabat.
“Ini kegiatan sederhana, namun penuh makna. Dimana anak anak muda dan remaja menampilkan kreasi dan hasil belajar, sekaligus sebagai pesan kehidupan,” kata Wabup.
Refleksi halal bihalal, kata Wabup, merupakan salah satu cara manusia mendekatkan diri dengan sang pencipta. Anak anak muda selalu punya semangat untuk terus memperbaiki diri, keluarga dan lingkungan.
“Hari ini adalah hari kita yang kita perjuangkan dimasa lalu, namun anak mudalah pemilik masa depan. Untuk mempersiapkan diri menata masa depan, maka anak anak muda harus memiliki semangat belajar yang tinggi. Karena ketika kita cerdas, maka kita bisa berfikir strategis,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, Wabup juga mengungkapkan beberapa hal yang menyangkut infrastruktur yang berada di Desa Manemeng. Salah satu diantaranya, terkait intervensi anggaran dalam memperbaiki tebing sungai Desa manemeng yang mengalami erosi.
“Saya sudah berkoordinasi dengan Balai Wilayah Sungai (BWS), terkait perbaikannya karena itu menyangkut kewenangan mereka. Mudah mudahan tidak ada kendala untuk proses pengerjaannya dalam waktu dekat,”tukasnya
Sebelumnya, Camat Brang Ene, Suarman, S.Pd.,MM menyampaikan arahannya agar Desa Desa yang ada di Kecamatan Brang Ene untuk terus berbenah. Khusus di Desa Manemeng karena merupakan ibukota kecamatan, ia mendorong agar kolaborasi berbagai stakeholder dengan pemerintah desa terus ditingkatkan.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengutarakan bagaimana kondisi fasilitas umum yang perlu ditingkatkan yang berada di Kecamatan Brang Ene, seperti kondisi pasar yang belum beroperasi, tebing sungai yang mengkhawatirkan, kondisi puskesmas, dan lain sebagainya. (Enk. Radio Arki)
