Sumbawa Barat. Radio Arki – Bupati Sumbawa Barat Dr. Ir. H. W Musyafirin, MM membantu memfasilitasi pelaksanaan resepsi perkawinan dua warganya, yakni Sugianto dengan Ratnawati, di Central Kediaman Bupati, Jumat (28/4). Kedua mempelai berstatus Yatim Piatu.
Kegiatan resepsi perkawinan tersebut merupakan pekerjaan kolaboratif Pemda Sumbawa Barat, yang dimana pertama kalinya Pemda memfasilitasi warganya untuk melaksanakan pernikahan.
Kepada kedua mempelai Bupati memberikan nasehat, agar jangan melihat semuanya sempurna. Boleh-boleh saja menginginkan sesuatu itu sempurna, tetapi tidak mesti memaksakan untuk terjadi secara sempurna.
“Yang terpenting apa yang kita lakukan itu bisa berubah mendekati ke arah yang kita harapkan. Itu sudah cukup,” katanya.
Ia juga menjelaskan bagaimana konsep kebaikan di dalam hidup. Jika ada sesuatu yang memungkinkan orang bisa selamat, maka lakukan itu.
“Kalau apa yang kita lakukan itu bisa mendatangkan manfaat bagi orang lain, membantu orang lain, maka lakukan. Jika bermanfaat untuk diri sendiri lakukan. Jika ada pekerjaan yang bisa mencegah perbuatan munkar lakukan, karena setiap kebaikan yang kita lakukan pasti akan mendapatkan balasan,” jelasnya.
Ia juga menegaskan agar jangan pernah meremehkan sekecil apapun kebaikan yang dilakukan. Karena sejatinya manusia tidak tahu kebaikan mana yang dapat menghantarkan untuk mendapatkan kebaikan di dunia dan akhirat.
“Yang penting kita sudah berusaha. Hasil tidak selalu sama dengan apa yang kita inginikan, tapi proses yang kita jalankan itu yang lebih penting,” imbuhnya.
Bupati juga memaparkan, bagaimana konsep pengelolaan keuangan di dalam keluarga.
“Masalah keuangan itu, jangan atur sendiri, tapi serahkan ke ibu-ibu. Tiap bulan bisa di kontrol, bila perlu buat laporannya dan harus transparan. Ini memang tugas istri, karena Istri memiliki tanggungjawab menjaga harkat dan martabat keluarga. Kalau ada kelebihan serahkan kepada istri,” urainya.
Demikian pula dalam membangun pengertian dalam membina hubungan keluarga, harus membiasakan saling maaf-memaafkan. Bangun kesederhanaan, Rendah hati tapi bukan rendah diri. Kalau ada orang minta tolong bantu dia dengan ikhlas, jangan kemudian setelah dibantu keluar bahasa yang tidak enak.
“Harus santun dalam bersikap, serta jangan mengungkit masa lalu yang kelam. Jangan koreksi aib dan kelemahan pasangan. Jadikan kelemahan tersebut sebagai bagian dari masa lalu dan menjadi pelajaran untuk berbuat lebih baik,” tandasnya. (Enk. Radio Arki)