ARKIFM

Diskoperindag Sampaikan Kondisi Terkait Kelangkaan Gas

Sumbawa Barat. Radio Arki – Rapat Dengar Pendapat (RDP) yang digelar oleh Komisi II DPRD Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) membahas kesulitan masyarakat dalam mendapatkan gas ukuran 3 kg.

Dalam kesempatan tersebut, Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kabupaten Sumbawa Barat menyampaikan adanya indikasi peredaran gas oplosan ukuran 12 kg yang menjadi salah satu faktor kelangkaan gas di masyarakat.

Ir. Lalu Muhammad Azhar, MM, kepala Diskoperindag KSB, menjelaskan bahwa pihaknya menerima laporan terkait pengoplosan gas 3 kg ke dalam tabung 12 kg.

Praktik tersebut, kata dia, diduga menjadi penyebab kelangkaan gas di tengah masyarakat. Selain itu, dia juga menyebutkan bahwa kuota yang diterima masih jauh dari kebutuhan masyarakat secara menyeluruh.

“Ditemukan pengoplosan gas 3 kg ke dalam tabung 12 kg. Ini menjadi penyumbang terjadinya kelangkaan gas di tengah masyarakat. Selain itu, kuota yang diterima juga tidak mencukupi kebutuhan masyarakat secara keseluruhan,” ujar Lalu Azhar, Rabu (2/8/2023).

Menurut Lalu Azhar, perbedaan harga jual antara gas subsidi dan non-subsidi menjadi daya tarik bagi pelaku usaha untuk melakukan pengoplosan gas 3 kg ke dalam tabung 12 kg.

“Harga jual gas 12 kg berkisar antara Rp. 150-175 ribu, sementara harga jual standar Pertamina dari isi ulang sebesar Rp. 204 ribu untuk setiap tabung 12 kg,” lanjutnya.

Pihak Diskoperindag KSB telah berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait untuk mengambil tindakan cepat dan tepat sebagai upaya pencegahan.

“Kami sedang mendalami rantai distribusi dari agen hingga pangkalan elpiji, termasuk akan segera berkoordinasi dengan Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas (BPH Migas),” ungkapnya.

Namun, Lalu Azhar belum memberikan informasi rinci mengenai lokasi pengoplosan gas tersebut karena masih dalam proses pendalaman.

Sejumlah anggota Komisi II DPRD KSB juga menyuarakan keprihatinan mereka terhadap masalah ini. H. Riyadi, anggota Komisi II, menegaskan perlunya tindakan cepat dari semua pihak dan menekankan bahwa aktifitas pengoplosan gas harus segera diatasi.

“Praktik tersebut dianggap sangat merugikan masyarakat sebagai konsumen gas 12 kg, selain menjadi penyebab kelangkaan gas di pasaran,” tandasnya. (*/Radio Arki).

Related posts

Silaturrahmi di Jereweh, Fud Aher Tekankan Politik untuk Persatuan, Bukan Perpecahan

ArkiFM Friendly Radio

Bahas Pemanfaatan Internet, Ratusan Peserta Mengikuti Seminar Merajut Nusantara

ArkiFM Friendly Radio

Mustakim : Perlu Diretas Ego Ke-suku-an Dalam Geopolitik NTB 

ArkiFM Friendly Radio