Taliwang,Radio Arki—Penderita penyakit demam berdarah (DB) belakangan mengalami peningkatan dari bulan dalam tahun 2017 ini. Semenjak awal tahun yaitu bulan Januari lalu otoritas dinas Kesehatan Sumbawa barat mencatat sebanyak 49 DBD. Dan hal itu, sangat berpotensi akan terus bertambah, karena mengingat pada akhir tahun musim hujan adalah termasuk masa tertinggi intensitasnya.
Dikatakan, Dinas Kesehatan (Dikes) Sumbawa Barat melalui Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P), H.M Yusfi Khalid, SKM, saat dikonfirmasi Radio Arki Rabu (08/11) pagi tadi, ada beberapa penyebab tingginya potensi DBD. Tentu penyebab utamanya adalah dikarenakan oleh cuaca yang tidak menentu.
“kadang hujan kadang juga panas. Itu memicu kembali berkembangnya jentik nyamuk aedes aegypti tersebut,” ungkapnya.
Dalam catatan data yang terekam otoritas Dinas Kesehatan, kasus DBD ini terjadi hanya di sejumlah kecamatan, yakni Kecamatan Taliwang sebanyak 26 kasus, Seteluk 4 kasus, Brang Rea 5 kasus, Maluk 9 kasus, Sekongkang 2 kasus dan terakhir kecamatan Poto Tano hanya 3 kasus yang telah terjadi. Jadi ada dua kecamatan yang sejauh ini belum ada penyakit dari jentik nyamuk mematikan itu, yaitu kecamatan Brang Ene dan Kecamatan Jereweh.
“Dari jumlah kecamatan yang ada, beruntungnya kasus ini belum menyentuh wilayah kecamatan Brang Ene. Dan kecamatan taliwang masih menjadi penyumbang terbanyak dalam kasus ini,” sesalnya
Kendati demikian, pihaknya tidak akan tinggal diam tapi akan terus berupaya semaksimal mungkin dalam menekan peredaran ke beberapa wilayah lain. Salah satu caranya adalah, menghimbau kepada masyarakat agar tetap melakukan pola hidup sehat. Seperti dengan menjaga kebersihan lingkungan. “Selain karena faktor cuaca yang menjadi penyebab tumbuh kembangnya kasus ini, adalah juga dikarenakan kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara mandiri,” tandasnya
Tingginya kasus DBD tersebut, menurut Yusfi masih belum dapat dinyatakan sebagai Kejadian Luar Biasa. Karena semua penderita dapat tertangani dengan mendapatkan penanganan medis yang baik.
“Penetapan KLB biasanya dilakukan jika kasus yang ada dalam bulan yang sama meningkat minimal dua kali lipat. Sementara di daerah kita terjadi hanya dengan rentang waktu yang cukup jauh. Dan jumlahnya setiap bulannya pun tidak begitu signifikan,” terangnya
Untuk itu pihaknya mengimbau kepada seluruh masyarakat agar melakukan PSN dimulai dari rumah masing-masing, dengan minimal menutup tempat-tempat penampungan air agar tidak menjadi sarang nyamuk. Dan apabila terdapat indikasi penyakit DBD pada keluarga, baiknya keluarga segera membawa ke Rumah Sakit terdekat atau fasilitas kesehatan untuk mendapat penanganan serius dan tidak terjadi sesuatu yang tidak diinginkan.
“Jika saja ada yang terjangkit DBD, harus segera dibawa ke Puskesmas atau rumah sakit, karena jika telat penanganannya bisa berakibat fatal.” Pungkasnya. (Moerdini.Radio Arki).