ARKIFM

Harga Ayam dan Telur Di KSB ‘Meroket’, Ini Penyebabnya

“Cuaca ektrim yang terjadi sepanjang bulan Juli mengakibatkan suplai bahan pokok terhambat. Selain itu, dampak dari cuaca ektrim juga berpengaruh terjadap kualitas bahan pokok yang di jual di Sumbawa Barat”

Sumbawa Barat. Penyebab terjadinya kenaikan harga bahan pokok, seperti ayam potong dan telur yang cukup signifikan dalam kurun waktu seminggu terakhir diakibatkan karena factor cuaca ekstrim yang terjadi hampir di sepanjang bulan Juli. Dalam pantauan wartawan www.arkifm.com yang melakukan survey harga pasar, hari ini (23/7). Akibat cuaca ekstrim bukan saja berdampak pada kenaikan harga, namun juga berdampak kepada kelangkaan ayam potong dan telur.

“Harga ayam potong saat ini sudah mencapai harga Rp. 60.000 perkilogram. Harga tersebut mengalami kenaikan dibanding 4 hari sebelumnya yang dijual dengan harga Rp. 48.000 perkilogram. Tidak hanya kenaikan harga yang cukup drastis, kelangkaan dengan tidak adanya pasokan terjadi selama 3 hari”, Ujar Lisa, salah satu pedagang di Pasar Tanah Mira Taliwang.

Akibat dari kelangkaan dan kenaikan harga ayam potong, ia mengaku banyak pelanggan tetap yang mengeluh. Bahkan beberapa pelanggan yang memiliki warung warung makan terpaksa mengurangi volume masakan yang berbahan utama ayam potong.

“Saya biasanya ngambil sehari 100 ekor, itu baru bisa mencukupi jumlah kebutuhan pelanggan yang langsung mengambil ke saya. Nah kalau sekarang gak stabil, ayamnya kadang ada kadang tidak ada. Itupun stoknya juga sedikit”, Tambahnya.

Ibu Nita (Pedagang telur pasar tanah mira). (Sumber : Enk)

Selain kenaikan harga ayam potong, kenaikan harga telur juga terjadi dalam kurun waktu seminggu terakhir. Kenaikan harga terjadi dari harga telur perpapan Rp. 45.000, menjadi harga 48.000 perpapan. Tidak hanya itu, akibat cuaca ektrim juga mengakibatkan banyak telur yang mengalami kerusakan.

“Cuaca yang kurang bersahabat akhir akhir ini berdampak pada banyaknya telur yang rusak dan pecah ketika nyampe di Sumbawa Barat. Kerusakan telur pada saat pengiriman telur dari Lombok mengakibatkan penurunan harga untuk telur yang retak, Sementara telur yang dalam kondisi retak hanya mampu bertahan sampai 4 hari, selebihnya rusak dan membusuk”, Keluh Nita, salah seorang pedangang bahan pokok di pasar tanah mira.

Trend kenaikan harga bahan pokok diprediksi akan terus meningkat. Hal tersebut jika dilihat dari cuaca yang masih kurang bersahabat. Selain itu, tidak adanya pengusaha ayam dan pengusaha telur di KSB mengakibatkan ketergantungan terhadap bahan pokok yang di impor dari pulau Lombok. (Enk. Radio Arki)

Related posts

Serap Aspirasi, Gubernur NTB Sambangi Warga Desa Tongo

ArkiFM Friendly Radio

Kementerian PUPR dan TNI Bangun 520 KM Jalan Baru di Perbatasan Kalimantan

ArkiFM Friendly Radio

Pemerintah Desa Tepas Sepakat Mengucapkan Dirgahayu KSB ke-19

ArkiFM Friendly Radio

Leave a Comment