ARKIFM

Bupati KSB : Jajaran Kecamatan Harus Gencar Sosialisasikan Penertiban Tambang Rakyat

“Aktifitas pertambangan rakyat memang sudah menjadi salah satu sumber penghidupan yang sangat menjanjikan bagi sebagian orang di Sumbawa Barat. Meskipun beresiko tinggi hingga mengakibatkan pencemaran lingkungan yang cukup mengkhawatirkan, aktifitas ini saban hari tak pernah punah, bahkan lebih cenderung kelihatan terus bertambah.”

Sumbawa Barat. Radio Arki – Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H. W Musyafirin, M.M pada Forum Yasinan Pemerintah Daerah KSB di Central Kediaman Bupati, Kemarin (9/08), kembali menghimbau jajaran kecamatan agar terus mensosialisasikan rencana penertiban yang akan dilaksanakan tim penertiban dari Pemerintah Provinsi NTB.

‘’Mari kita terus sosialisasikan rencana penertiban tambang rakyat. Buka mata hati kita akibat dari glondong ini yang sangat berbahaya.Memang tidak terlihat langsung sekarang, tetapi anak-anak kita generasi yang akan datang akan rusak dan jadi korban pencemaran,” Ucap Bupati.

Lanjut Bupati, Akibat praktik Penambangan Emas Tanpa Izin (PETI), banyak tampak rongga-rongga lubang yang terbentuk di bukit-bukit. Sementara kegiatan gelondong atau pemurnian bantuan emas di pinggir-pinggir sungai.

“Akibat limbah mercury, air menjadi tercemar. Hal tersebut semakin terlihat jelas dengan banyaknya ekosisitem yang rusak, ikan juga di sungai banyak yang mati”, Tambah Musyafirin yang di damping oleh Kapolres KSB, Dandim KSB, dan sejumlah pejabat teras KSB lainnya.

Iapun menjelaskan bahwa, ada dua pola yang akan dilakukan oleh tim yang dibentuk di Provinsi NTB. Pertama, pola atau langkah awal dengan melaksanakan sosialisasi kepada pelaku PETI dan gelondong. Kedua adalah pola penertiban.

“Jadi, upaya penertiban bukan hanya terhadap pelaku PETI dan gelondong, namun juga pengedar atau penjual cairan air raksa sebagai cairan pemurnian emas yang berbahaya bagi lingkungan dan keselamatan manusia. Dengan demikian, mata rantai peredaran merkuri bisa terpotong”, terangnya.

Selain meminta agar jajaran kecamatan terus mensosialisasikan secara massif kepada pelaku tambang rakyat tentang bahaya lingkungan dan rencana penertiban oleh provinsi. Bupati juga meminta agar kecamatan lainnya mencontohi Kecamatan Brang Ene yang bebas mercury.

‘’Brang Ene patut dicontoh dan dipertahankan sebagai Kecamatan bebas merkuri karena tidak ada aktivias gelondong,” Tukas Bupati.

Sebelumnya, pada forum Yasinan (Pelayanan Setara dan Inklusif Andalan) Bupati KSB pada Kamis (26/7), menyampaikan sesuai hasil rapat koordinasi seluruh bupati/walikota bersama Kapolda NTB, telah memutuskan bahwa seluruh aktifitas PETI di NTB harus dihentikan, karena telah menimbulkan berbagai dampak negatif terhadap lingkungan dan sosial kemasyarakatan yang sangat memprihatinkan. Selanjutnya, dalam forum yang sama Bupati menginstruksikan kepada seluruh perangkat mulai dari SKPD terkait, Camat, Lurah/Kepala Desa, Agen PDPGR, hingga Babinsa dan Babinkamtibmas untuk mulai bergerak melaksanakan sosialisasi tentang rencana penutupan aktifitas tambang tanpa ijin (PETI). (Enk. Radio Arki)

Related posts

HMI, GMNI dan GMKI Mataram, Minta Pemerintah Tidak Diam Sikapi Konflik Papua

ArkiFM Friendly Radio

Kunker Dewan ke Luar Negeri, Lukai Perasaan Korban Gempa

ArkiFM Friendly Radio

Umi Rohmi Mantap Maju di Pilkada NTB Berpasangan dengan Haji Firin

ArkiFM Friendly Radio

Leave a Comment