Mataram. Radio Arki – Kapolsek Cakranegara Kompol Muslih, mengungkapkan kronologis kasus pembunuhan anggota Polda NTB, Iptu I Nengah Sukarta pada hari Rabu (14/11) sempat menggegerkan warga setempat. Yang dimana Iptu I Nengah Sukarta pertama kali diketemukan oleh I Ketut Mataram dan I Ketut Yasa.
Kapolsek Cakranegara, Kompol Muslih, mengatakan menurut keterangan I Ketut Mataram, berawal dari saksi melihat seorang personil Polda NTB (teman korban) yang sedang berdiri didepan pintu gerbang rumah korban (berniat mencari korban untuk di ajak berobat) sambil memanggil nama korban namun tidak ada jawaban.
“Teman korban itu mendekati Iptu l Nengah Sukarta untuk menanyakan tentang keperluannya terhadap korban, dan personil tersebut menjelaskan bahwa berniat mencari tahu sebab korban telah tidak masuk kerja selama 5 hari serta berniat untuk mengajak korban memeriksakan penyakit diabetes dan jantung,yang dideritanya” Ungkapnya Kapolsek Cakranegara kepada media ini, Kemarin (18/11).
Lanjutnya, I Ketut Mataram berinisiatif memanggil korban akan tetapi tidak ada jawaban, selanjutnya tetangga korban memberi tahukan kepada I Ketut Mataram, bahwa terdapat bau busuk atau bau bangkai berasal dari rumah korban tersebut.
“Setelah mendengar itu I Ketut Mataram dibantu dengan I Ketut Yasa, mendobrak pintu samping rumah korban, dan kemudian masuk kedalam rumah. Setibanya di dalam kamar mereka menemukan korban dalam posisi tengkurap di lantai sebelah ranjang tempat tidur sudah dalam keadaan meninggal dunia dan kondisi tubuh telah menghitam serta mengeluarkan bau,”ucapnya
Meilihat kondisi tersebut, beberapa saat kemudian keluarga korban menginformasikan kepada kepolisian, dan gabungan personil dari Polres Mataram dan Polsek Cakranegara langsung mendatangi TKP.
“Untuk melakukan pengamanan lokasi dan olah TKP. Setelah unit Identifikasi Polres Mataram melakukan olah TKP, dan selanjutnya sekitar pukul 08.25 wita jenazah korban dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Polda NTB untuk dilakukan proses lebih lanjut,”Ungkapnya.
“Karena adanya kejanggalan terhadap jenazah korban pihak keluarga melalui istri korban meminta kepada pihak kepolisian untuk dilakukan otopsi jenazah. Adanya permintaan otopsi, pihak Polsek Cakranegara melakukan koordinasi dengan pihak Rumah Sakit Bhayangkara dan disepakati dilakukan otopsi,”jelasnya.
Berdasarkan keterangan dr. ARFI Spesialis Forensik untuk hasil otopsi sementara yaitu, kondisi Jenazah telah membusuk lanjut. Selanjutnya, terdapat luka robek disertai patah tulang terbuka pada kepala yaitu patah tulang tengkorak bagian depan (os frontal), tulang supraorbital dahi, tulang hidung ( nasalis), tulang pipi (zygomaticus) kiri, Tulang tengkorak samping (parietal) kiri. Kemudian terdapat patah tulang tipe tekan (fraktur impresi) pd tulang tengkorak bagian depan. Selanjutnya kematian karena pendarahan didalam rongga kepala yang disebabkan oleh kekerasan benda tumpul dikepala. Kemudian adanya patah tulang tersebut akibat kekerasan tumpul, minimal 2 kali benturan dikepala tetsebut berdasarkan pola garis patahan tulang pada tulang tengkorak depan. Dan terdapat luka patahan yaitu patah tulang tertutup pada tulang lengan bawah kiri (fraktur os radius dan osulna). (Enk/MA. Radio Arki)