Bima. Radio Arki – Pemandangan yang sungguh menyedihkan sekaligus memprihatinkan tersaji di Desa Kananta, Soromandi, Kabupaten Bima. Pengendara terpaksa memanggul sepeda motornya akibat jembatan putus.
Syukur kalau ada yang bantu, bila tidak ada orang, pengendara harus membuka sepatu dan menggulung celananya. Mendorong sepeda motor, seperti pelatih yang sedang membimbing atletnya berenang.
Suguhan pemandangan ‘motor berenang’ sudah lama, hampir setahun berlalu. Sejak Februari 2018. Jembatan terkesan dibiarkan tertidur setelah ambruk diterjang banjir. Padahal, warga sudah berkali-kali mengusulkan pembangunan jembatan yang menghubungkan Desa Kananta, Sai, dan Sampungu. Juga Desa Kiwu, Kecamatan Kilo, Dompu.
Salah seorang guru, Azhar mengaku setiap pergi mengajar di Desa Sai dirinya sangat was-was. Terutama ketika hujan datang. ’’Untuk ke Desa Sai, saya harus melewati Kananta,’’ akunya, kepada media ini, Selasa (29/1).
Kalau hujan, otomatis air sungai akan naik. Itu yang mengkhawatirkan Azhar. Dia pernah mengalami cerita sedih itu saat pulang mengajar. Dia mengaku tidak bisa pulang karena dihadang air sungai berwarna keruh, bercampur lumpur. Untungnya, saat itu ada warga setempat yang membantu.
’’Saya minta bantuan warga. Saya dipikul, dan motor saya dipanggul warga,’’ aku dia.
Pemerintah desa Kananta sudah berupaya membuat jembatan alternatif. Mereka merangkai bronjong untuk memudahkan pengedara melintasi sungai itu. ’’Jembatannya masih parah sampai sekarang. Belum diperbaiki,’’ kata Kepala Desa Kananta, Aidin.
Meski tanpa jembatan, pengendara tetap bisa melintas. Pihaknya sudah menyediakan brojong sebagai jembatan sementara agar tidak menyulitkan pengendara. ’’Tapi kalau airnya naik, tidak bisa lewat,’’ aku dia.
Setiap kali hujan, pengendara harus menunggu air sungai surut. Jika dipaksakan, sepeda motornya bisa hanyut terbawa arus. ’’Memang benar ada sepeda motor yang dipanggul. Itu bagi mereka yang tidak mampu menunggu satu jam hingga dua jam,’’ ungkap Aidin.
Di sisi lain, jalan lingkar utara ini salah satu jalur yang menghubungkan Bima dengan Dompu. Aidin mengaku, sudah dua kali mengajukan proposal perbaikan jembatan. Bahkan, dirinya sudah pernah dipanggi Bupati Bima awal Januari.
’’Ini jalan provinsi. Kabarnya sudah ada anggaran. BPBD NTB sudah pernah datang melihat kondisi jembatan Kananta,’’ ungkap dia.
Berdasarkan data LPSE Kabupaten Bima, perbaikan jembatan sudah dianggarkan pada APBD 2018. Proses tender sudah selesai melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang. Pagu anggarannya Rp 710 juta.
Sementara, pemenang proyek pembangunan jembatan itu yakni Berkah Bersaudar. Perusahaan yang beralamat di Jl. Soekarno Hatta, Kelurahan Penatoi, Kecamatan Mpunda, Kota Bima, NTB itu mengajukan nilai penawaran Rp 678.400.000. (M Arif. Radio Arki)