Lombok Barat. Radio Arki – Politisi muda NTB Lalu Nofian Hadi mendorong pembentukan Badan Promosi Pariwisata Daerah (BPPD) Kabupaten Lombok Barat. Sebagai kabupaten yang lebih dulu berkembang pariwisatanya, sangat disayangkan jika tidak ada badan khusus yang melakukan promosi.
“Pariwisata Lombok bahkan NTB awalnya berkembang dari Lobar, tapi kondisi saat ini sudah banyak saingan,” katanya, Selasa ( 19/3)
Lobar terlena dengan nama besar Senggigi. Padahal di era digital, promosi pariwisata tak hanya cukup mengandalkan nama besar. Perlu ada tim khusus dan upaya khusus untuk mengenalkan destinasi itu. Lombok Barat juga memiliki destinasi lainnya yang tak kalah dengan Senggigi. Nofian menyebut kawasan Sekotong, Buwun Mas, Pantai Mekaki. Selain itu Lombok Barat juga memiliki wisata alam pegunungan, sawah, hutan, dan wisata budaya. Seluruh kekayaan itulah yang harus aktif dipromosikan.
“Dinas pariwisata memiliki keterbatasan, karena itulah penting ada BPPD,”katanya.
Menurut caleg DPRD NTB dari PKS, Dapil Lobar-KLU nomor urut 11 ini, promosi pariwisata Lombok Barat selama ini hanya menjelang event. Misalnya ketika ada Mekaki Marathon, ramai publikasi hingga media nasional. Tapi setelah event berakhir tak ada lagi upaya promosi. Sementara di saat bersamaan, di daerah lain terus aktif berpromosi.
“Akhirnya para wisatawan banyak mendapat informasi dari internet dan lupa dengan Mekaki,” kata Nofian.
Nofian yang selama ini bergaul dengan anak-anak muda pecinta travelling mengatakan, promosi pariwisata yang terbatas membuat destinasi baru Lobar kurang dikenal. Kalau pun ada destinasi baru yang dikenal, lebih dikenalkan oleh para netizen dan pecinta travelling. Nofian mencontohkan Batu Idung, Bukit Buwun Mas. Tempat itu menjadi perbincangan para netizen setelah ramai di media sosial.
“Saya amati yang mempromosikan itu para anak muda. Nah semangat anak muda ini yang perlu ditiru oleh BPPD nantinya,” ungkap Nofian.
Selama ini Lobar juga terlalu banyak berharap pada promosi dari pusat dan provinsi. Begitu juga dengan event-event pariwisata masih sangat kurang. Potensi pariwisata bahari di Sekotong belum digarap maksimal.
“Saya membayangkan setiap tahun di Sekotong itu ada Festival Sekotong. Menggabungkan kekayaan budaya Sekotong dan potensi lautnya. Sepertinya festival bahari,” tukasnya.
Event yang digelar Lombok Barat selama ini diapresiasi Nofian seperti Mekaki Marathon, Festival Senggigi, dan Perang Topat. Tapi event itu saja tidak cukup. Bersamaan dengan promosi destinasi pariwisata diikuti juga dengan event. Sehingga wisatawan bisa lebih lama di Lombok Barat, selain menikmati keindahan alam mereka juga bisa ikut event.
“Seperti usulan saya Festival Sekotong. Selain wisatawan menikmati keindahan gili-gili dan bawah laut, jika ada event tentu mereka bisa lebih lama. Dan ini artinya juga mendorong tumbuhnya homestay, yang digerakkannoleh masyarakat lokal” katanya.
Jika alasan Pemda Lombok Barat karena dana, menurut Nofian ini cerita klasik. Jika BPPD dibentuk dia yakin banyak pihak swasta yang akan membantu. Begitu juga para relawan yang siap membantu promosi pariwisata.
“Yg aktif selama ini kan anak-anak muda, jadi sekarang tinggal buatkan mereka wadah. Sudah saatnya promosi wisata lobar dilakukan terukur dan profesional” tambah Nofian
Sementara itu untuk KLU, Nofian meminta agar Dinas Pariwisata KLU mengaktifkan kembali BPPD KLU. Rekonstruksi pasca gempa sangat terbantu jika ada yang fokus mempromosikan pariwisata. Bahwa pariwisata KLU sudah aman.
“Dulu pernah ada BPPD KLU, tapi saya amati beberapa tahun belakangan ini kurang aktif,” katanya.
BPPD KLU, BPPD Lombok Barat ini kelak bisa berkolaborasi bersama. Misalnya sama-sama mempromosikan pantai Senggigi dan pantai Malaka. Tidak menutup kemungkinan juga membuat event bersama.
” Sehabis Festival Senggigi bisa dilanjutkan dengan Festival Malaka,” kata Nofian menyebut nama desa di KLU yang memiliki garis pantai terpanjang. (M Arif. Radio Arki)