Mataram. Radio Arki – Dipastikan 2020, ada 7 kabupaten/kota di Provinsi Nusa Tenggara Barat, yang akan menggelar Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara langsung. Meskipun terhitung setahun lagi, namun momentum politik tersebut telah menarik perhatian publik.
Bagi sebagian orang, jika dihitung dari sekarang, 2020 -mungkin- terasa masih jauh. Namun, proses seleksi kepemimpinan sejatinya harus sudah dilakukan sejak saat ini.
Sejumlah figur telah muncul ke permukaan. Figur-figur tersebut, oleh masing-masing pihak diyakini mampu mengemban amanah sebagai kepala daerah atau wakil kepala daerah setempat. Dan tidak menutup kemungkinan, masih berpeluang munculnya figur-figur lain yang kompeten.
Sebut misalnya untuk Kota Mataram, kita mendengar nama-nama figur senior di arena politik seperti Mohan Roliskana, Putu Selly, Makmur Said, Lalu Winengan, Misbach Mulyadi, dan beberapa figur populer lainya. Ada juga nama-nama baru yang belakangan muncul seperti Husein Hizam seorang pengusaha muda sukses di Kota Mataram.
Dengan telah munculnya nama-nama itu, maka partai politik atau publik harus memberikan ruang kepada figur-figur tersebut untuk menyampaikan ide dan gagasannya dalam konteks pembangunan di masing-masing daerah. Hal itu untuk menguji kualitas personal masing-masing.
Karena kepemimpinan bukan hanya soal cara melengkapi rasa dan memenuhi selera (individu atau kelompok, red) saja, tapi kepemimpinan sangat berkaitan dengan cara mereka secara objektif memimpin untuk memajukan daerahnya sekaligus mendorong masyarakat untuk terus berubah lebih baik.
Melalui penelusuran jejak perjalanan, ide dan gagasan yang dimiliki, publik akan memperoleh nformasi tentang “isi kepala” masing-masing figur, bukan -hanya- “isi tas” mereka. Membedah isi kepala jauh lebih penting sekedar isi tas (walaupun itu satu faktor yang tak bisa diabaikan).
Ditemui di Majapahit Food Center (MFC), Husein Hizam, mengatakan, menjadi pemimpin itu amanah. Dan mengemban amanah itu pasti tidak ringan. Namun demikian, jika masyarakat Kota Mataram menyerahkan mandat kepadanya untuk memegang amanah itu, tentu dirinya juga tidak akan menolak.
“Saya akan ambil dan pertanggungjawabkan amanah itu, dengan kemampuan yang saya miliki,” ucap Husein Hizam.
Dia berpandangan, Kota Mataram sangat potensial untuk pengembangan bisnis dan wirausaha. Masih banyak ruang di kota ini untuk tujuan tersebut. Terlebih ikon daerah ini adalah pariwisata. Karena itu dia melihat Kota Mataram bisa menyiapkan beragam usaha pendukung untuk menunjang sektor pariwisata.
“Ini salah satu saja. Masih banyak potensi lain yang bisa dikembangkan, yang selama ini terkesab diabaikan,” katanya. (Tim. Radio Arki)