NEWS

Pencemaran Mercury di Sumbawa Barat Disorot Peneliti Internasional

Sumbawa Barat. Radio Arki – Tim peneliti dari Cornell University, Ithaca Newyork, Amerika Serikat mengaku prihatin terhadap dampak dari penggunaan Mercury (Hg) di sejumlah wilayah Kabupaten Sumbawa Barat.

Prof. Jennifer Goldstein, Dosen Cornell University mengaku telah meneliti dan mengunjungi sejumlah titik tempat aktifitas penambangan emas tanpa izin di wilayah setempat, dan menyatakan tingkat pencemaran sudah sangat mengkhawatirkan.

“Ini masalah serius, bagi ancaman ekosistem lingkungan, flora, fauna dan manusia,” kata, Jennifer, kepada Jurnalis setempat, Rabu (17/7) lalu di Tatar, Desa Tongo Loka, Kecamatan Sekongkang, Sumbawa Barat, Nusa Tenggara Barat.

Jennifer bersama rekan sesama peneliti, Dr. Sofian Anshori mahasiswa pasca sarjana di Cornell University Amerika Serikat. Selain, Tatar keduanya mendatangi pusat penambang emas tanpa izin di Desa Lamunga, Kecamatan Taliwang. Keduanya, berdialog dengan penambang, mengambil semple hasil olahan gelondong dan limbah cair bekas gelondong.

Menurut, Jennifer keseimbangan lingkungan sangat mempengaruhi ekosistem floura, fauna dan manusia. Jika ini terganggu akibat pencemaran lingkungan, maka kondisi alam atau ekosistem akan berubah serta berdampak buruk bagi kehidupan manusia.

“Kita sangat konsen terhadap situasi dan pengendalian dampak lingkungan akibat pencemaran limbah bahan kimia Mercury dan Sianida,”ujar, Jennifer.

Keduanya berharap, kondisi lingkungan bisa segera di rehabilitasi meski butuh waktu dalam jangka panjang. Namun, harus dilakukan sesegera mungkin sebelum menimbulkan berbagai dampak, sosial, kesehatan dan keberlanjutan sumber daya alam.

Seperti diketahui, berdasarkan hasil uji laboratorium Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP) Surabaya yang mengambil sampel di Kecamatan Taliwang dan Kecamatan Brang Rea beberapa bulan lalu, beberapa objek diketahui telah tercemar merkuri di atas ambang batas.

Untuk tanaman padi saja, ditemukan kadar merkuri sebesar 0,37 miligram atau diatas ambang batas dari batas aman sebesar 0,3 miligram. Begitu juga daging kuda. Juga ditemukan kadar merkuri di atas 0,3 miligram sesuai standar kesehatan lingkungan yang ditetapkan.

Sementara pada manusia, berdasarkan sampel yang diambil rata-rata di rambut mereka ditemukan kandungan merkuri dan tingkat anemia yang diderita juga meningkat secara signifikan. Tentu bagi masyarakat yang sudah terpapar merkuri efeknya tidak akan dirasakan saat ini, melainkan beberapa tahun yang akan datang. (Enk. Radio Arki)

Related posts

Diskopperindag Dorong Terbentuk Koperasi Syariah Di Desa

ArkiFM Friendly Radio

Dewan Juri Lakukan Penilaian Kampung Sehat di Brang Ene

ArkiFM Friendly Radio

Satgas Gugus Tugas Covid-19 Dompu Bagikan Masker Gratis

ArkiFM Friendly Radio

Leave a Comment