Mataram. Radio Arki – Menyambut 17 Agustus 2019, Majelis Wilayah Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam Provinsi Nusa Tenggara Barat (MW KAHMI NTB) menggelar Dialog Kebangsaan, Kamis 15 Agustus 2019 di Mataram.
Tema Dialog Kebangsaan kali ini ‘Memperkuat Nasionalisme, Meneguhkan Kedaulatan Bangsa’. Nara sumber kegiatan ini antara lain, Prof. Dr. Siti Zuhro (Peneliti Utama LIPI), Prof. Dr. Frans Magnis Suseno (Pengajar Filsafat di Universitas Dyikara), Dr. Ahmad Doli Kurni (Politisi Muda dan Anggota DPR RI 2019-2024),
“Kami sedang menunggu konfirmasi dari Prof. Dr. Hamdan Zoelva, Prof. Dr. Jimmly Asshidiqie serta Prof. Dr. Harry Azhar Azis,” kata Ketua Panitia Kegiatan M. Zakiy Mubarok.
Dijelaskan, sub tema yang akan diangkat dalam Dialog Kebangsaan adalah Kualitas Sistem Politik, Kualitas Kewarganegaraan. Dinamika Hukum dan Ketatanegaraan Indonesia. Menegakkan Etika dan Peradaban Politik Bangsa. Akuntabilitas Keuangan Publik Menuju Kemandirian Bangsa. Potret Penegakan Hukum sebagai Syarat Terciptanya Keadilan Publik dan Nasionalisme Kaum Muda dan Masa Depan Kedaulatan Bangsa.
Kegiatan Dialog Kebangsaan yang dirangkaikan dengan Pelantikan Pengurus MW KAHMI, MW Forum HMI Wati (Forhati) dan BPW Himpunan Pengusaha KAHMI (Hipka) NTB ini diperkirakan akan dihadiri 500 orang mewakili unsur guru, mahasiswa, dosen, OKP, dan kader serta alumni HMI se-NTB.
Memperbincangkan nasionalisme dan kedaulatan bangsa hari-hari ini dirasakan semakin penting mengingat fenomena kemajuan teknologi infornasi komunikasi semakin massif. Tanpa disadari, sisi positif dari fenomena tersebut, telah beriringan hadir dengan seperangkat nilai, norma, dan cara pandang yang berbeda dengan akar budaya yang ada di negeri ini sebagaimana yang telah ditanamkan oleh the founding father bangsa ini.
Dari situlah kita memulai diskusi bagaimana masa depan kedaulatan bangsa ini. Baik dari sisi perilaku kaum mudanya, sistem politiknya, ekonominya, ataupun aspek hukumnya. Bagaimana kesemuanya itu hari ini sambil melihat kemungkinan yang akan terjadi dalam beberapa tahun kedepan.
“Sebab masa depan tidak bisa dihitung dan diukur secara spekulatif tapi membutuhkan desain yang terhitung dan terukur,” kata Zakiy Mubarok.
Karena itu dia berharap, dari Dialog Kebangsaan ini akan dihasilkan rumusan-rumusan yang penting bagi kesiapan seluruh elemen bangsa di daerah ini dalam menghadapi perubahan yang makin cepat dan penuh dengan disruption di era revolusi industri 4.0 saat sekarang ini.
“Setidaknya para peserta mampu menyerap ide dan gagasan yang penting saat menerjemahkan nasionalisme dan makna kedaulatan bangsa yang diaktualisasikan dalam hidup keseharian,” imbuhnya. (M Arif. Radio Arki)