Mataram. Radio Arki – Badan Kesatuan Bangsa, Politik Dalam Negeri (Bakesbangpoldagri) NTB menyusun pernyataan sikap bersama perwakilan lembaga dan tokoh masyarakat (Toma) terkait konflik yang terjadi di Papua. Langkah tersebut perlu diambil, untuk menjamin rasa aman bagi warga Papua yang ada di NTB.
“Kita warga NTB turut bersedih karena Papua adalah saudara kita. Bagian tanah air yang harus kita jaga, rawat dan cintai,” ujar Kepala Bakesbagpoldagri, Drs. H. Lalu Syafi’i, MM, di Mataram (4/9).
Selain menyatakan sikap berkomitmen untuk menjamin keselamatan warga Papua di NTB. Saat ini juga, pihaknya tengah mencoba mengumpulkan warga Papua yang ada di NTB, guna mendengar keluhan mereka.
“Kita harus bersikap, kita harus menyuarakan suara hati, kita harus menyampaikan kehendak bersama bahwa kita benar-benar mencintai Papua,” imbuhnya.
Syafi’i membeberkan bahwa, warga Papua yang ada di NTB lebih kurang 200 orang. Jumlah itu didominasi oleh mahasiswa di beberapa universitas di Kota Mataram seperti IPDN. Beberapa di antaranya tinggal di NTB dalam rangka bekerja.
“Kita juga melakukan pendekatan secara keagamaan. Yaitu dengan melibatkan tokoh-tokoh agama seperti Kristen dan Islam untuk menyisipkan pesan damai dan persatuan dalam khotbah mereka,” terangnya.
Adapun lernyataan sikap yang disusun Bakesbangpoldagri NTB sendiri berisi empat poin, yaitu :
1. Masyarakat Papua adalah saudara yang sangat dicintai dan dibangakan,
2. Bersama-sama akan menjaga keselamatan warga Papua yang tengah bekerja atau menuntut ilmu di NTB,
3. Mengajak semua elemen masyarakat untuk tetap dalam persatuan,
4. Mendukung sepenuhnya agar Papua tetap terjaga kedamaian dalam cinta kasih.
Beberapa orang yang telah menandatangani surat pernyataan sikap itu sendiri adalah Kepala Bakesbangpoldagri NTB, Ketua MUI NTB, Ketua FKUB NTB, Ketua Dekenat NTB, Ketua PGI NTB, Wakil Rektor III Unram, dan Drs. H. Lalu Syafri, MM. Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan alumni Universitas Mataram (Unram), Prof Muhammad Natsir. (Tim. Radio Arki)