Jakarta, Pelatih AS Roma Luciano Spalletti angkat bicara soal nasib tragis Claudio Ranieri di Leicester City. Petinggi The Foxes dianggap tak tahu berterima kasih pada sosok yang mempersembahkan titel Liga Primer Inggris musim lalu.
Ranieri resmi dipecat pada Kamis (23/2) malam. Keputusan ini muncul hanya satu hari setelah Leicester menuai pujian karena performa mereka di markas Sevilla pada leg pertaama 16 besar Liga Champions.
Meski kalah 1-2, Leicester dianggap tampil bagus melawan Sevilla yang tengah berada di puncak performanya.
Spalleti menyebut Leicester tak tahu cara berterima kasih atas kerja keras Ranieri musim lalu. Manajer asal Italia itu sanggup mengangkat derajat klub medioker menjadi juara Liga Primer untuk kali pertama dalam sejarah klub.
“Tak ada rasa terima kasih terhadap Ranieri. Dia adalah sosok yang menciptakan tim ini dan menyatukan mereka, yang menjadi kunci kesuksesan tim meraih gelar tahun lalu,” kata Spalleti.
Spalleti kecewa dengan perlakuan Leicester terhadap kompatriotnya itu. Setelah sukses meraih juara liga dengan susah payah, pemilik klub justru menyerah dengan ancaman degradasi.
“Antara kedua hal ini (gelar dan degradasi), hubungannya tak imbang (gelar juara paling penting) perihal hasil dan sukacita.”
“Jadi klub tak seharusnya menyalahkan siapapun. Mereka harus solid dengan apa yang mereka raih dan mengambil tanggung jawab. Tapi, yang terjadi di sepak bola punya cara yang berbeda. Saya katakan ini karena saya juga memiliki pengalaman yang sama.”
Spalleti berharap rekan senegaranya itu mau berkunjung ke AS Roma untuk sekadar menghibur diri. Hal ini memungkinkan mengingat Ranieri pernah berseragam I Lupi sebagai pemain (1973-1974) dan pelatih (2009-2011).
“Saya turut bersedih untuk Ranieri. Mengingat ia tinggal di kota kami (Roma), ia harus mengunjungi kami dan kami bakal senang menerimanya. Mungkin dia bisa berbagi pengalamannya,” ujar Spalleti. (jun)
(Sumber: cnnindonesia.com)