Sumbawa Barat. Radio Arki- Dua tiang Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (sutet) yang berada di desa Banjar dikabarkan ambruk. Meskipun tidak terdapat korban, warga setempat semakin khawatir terhadap keberadaan tiang yang mengantarkan arus listrik bermuatan tinggi dan berbahaya tersebut.
Dikatakan warga desa Banjar, Eddy Yunus (34), dua tiang tersebut berada di area perkebunan dan aliran sungai. Untungnya saat kejadian tidak ada warga atau petani yang tengah berada di lokasi tersebut.
“syukurnya ini belum mempunyai muatan listrik. Jadi belum begitu sangat berbahaya. Tetapi pastinya kami sangat khawatir tiang Sutet lainnya akan ambruk, khususnya yang ada di tengah perkampungan warga.” Tegasnya, Jumat (7/4) pagi tadi.
Terhadap kejadian tersebut, Ia mendesak kepada manajemen PLTU untuk kembali memperhatikan pembangunan tiang Sutet di dalam perkampungan warga. Dan memperhatikan dampak keselamatan dan bahaya yang mungkin saja terjadi atas keberadaan tiang Sutet tersebut.
“ini semakin memperkuat kekhawatiran kami. Jadi kami minta tiang Sutet ini, terutama yang berada di dalam perkampungan untuk dipidahkan. Karena tidak ada yang berani menjamin bahwa tiang itu tidak akan ambruk seperti yang terjadi di dalam perkebunan warga.” Tukasnya.
Sebelumnya, warga Banjar melakukan penolakan terhadap pembangunan tiang Sutet di dalam perkampungan warga, karena melihat aspek keselamatan dan bahaya. Sayangnya, manejemen PLTU ngotot dan tetap melanjutkan pembangunan tiang di dalam perkampungan warga. Bahkan pembangunan Sutet di perkampungan itu diketahiu tidak pernah melalui mekanisme musyawarah atau melibatkan warga setempat.
Sementara itu, manajemen PLTU di Kertasari yang berusaha dikonfirmasi belum dapat terhubung, sehingga belum ada keterangan apapun dari yang bersangkutan. (Unang Silatang. Radio Arki)