Sumbawa Barat, Radio Arki- Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Pelajar Mahasiswa Sekongkang (HPMS), Rabu 1/3 pagi tadi, menggelar aksi protes di depan gate Benete, PT Amman Mineral Nusa Tenggara (PT AMNT). Dalam aksi itu, HPMS menuntut pertanggungjawaban perusahaan dan jaminan bahwa tidak akan terjadi lagi kejadian serupa kedepan.
“intinya kita ingin PT AMNT bertanggung jawab secara utuh. Terutama keberlangsung lingkungan di seputaran aliran sungai Tongoloka dan Sejorong. Kalau tidak bisa, maka baiknya mereka (PT AMNT) hengkang!” tegas Ketua HMPS, Kharisma Anggra Putra, kepada www.arkifm.com via seluler, Rabu (1/3) siang tadi.
Menurut Anggara, kejadian pencemaran lingkungan di Tongo belum lama ini, adalah kejadian luar baisa yang harus dapat penanganan serius banyak pihak. Baik itu oleh perusahaan yang memang harus bertanggung jawab, dan juga pemerintah daerah yang harus meneliti secara detail dan transparan.
Rakyat lingkar tambang, atau khususnya Desa Tongo dan sekitarnya menginginkan jaminan kedepan, bahwa kejadian yang membahayakan lingkungan tidak akan terjadi lagi di Daerah itu. Karena berdasarakan alasan yang disampaikan manajemen PT AMNT, dimana kondisi alam yang dijadikan sebagai faktor utama pelimpasan air asam tammbang PT AMNT di Dam santong 3. Maka seolah- olah perusahaan ingin lepas tangan terhadap kondsisi itu.
“kalau alasannya kondisi alam. Maka sama dengan mereka tidak akan berani memberikan jaminan kedepan, bahwa tidak akan terjadi lagi kajadian serupa. Dan hal inilah yang membuat kami warga lingkar tambang, atau khususnya Desa Tongo resah. Karena kondisi alam atau curah hujan di Tongo ataupun Sumbawa Barat setiap tahunnya selalu tinggi.” tukasnya.
“bilaperlu libatkan tim independen untuk meneliti kondisi tersebut. baik itu sawah, perkebunan dan air lainnya yang terhubung dengan air sungai Tongoloka.” Timpalnya.
Sebelumnya, General Supervisor Komunikasi PT AMNT, Ruslan Ahmad menerangkan, pelimpasan air asam tambang di Tongo belum lama ini adalah karena Curah hujan tinggi yang menyebabkan lebihnya kapasitas tampungan struktur pengendali sediman operasi tambang. Penanggulangan telah dilakukan secara optimal oleh tim tanggap darurat PT AMNT dengan arahan Tim Teknis KSB.
“Pengawasan oleh pemerintah pusat bersama institusi pertambangan dan lingkungan hidup pemerintah daerah provinsi dan KSB. Terhadap penanggulangan air dan kondisi sungai. Kondisi sekarang sudah tidak terjadi limpasan air, dan kondisi kualitas air dan bioata sungai sudah kembali normal.” Kilahnya. (US-ArkiRadio)