Sumbawa Barat. Radio Arki – Pembangunan bendungan tiu suntuk mulai dikerjakan. Pembangunan bendungan yang akan dikerjakan selama 4 tahun tersebut, dimulai dengan dibunyikannya bel tanda mulai pengerjaan Paket I. Bupati Sumbawa Barat, Wakil Bupati, Ketua DPRD KSB bersama unsur Forkopinda lainnya, mendampingi Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Ir Jarot Widuyoko, SP dan kepala BWS NTB 1 Dr. Hendra Akhyadi, ST.,MT membunyikan bel pada kegiatan groundbreaking Pembangunan Bendungan Tiu Suntuk di Desa Mujahidin, siang tadi (17/2).
Bupati Sumbawa Barat, Dr. Ir. H W Musyafirin, MM dalam sambutannya mengatakan, groundbreaking pembangunan Bendungan Tiu Suntuk di Desa Mujahidin Kecamatan Brang Ene merupakan wacana lama, bahkan sejak periode bupati sebelumnya. Hal tersebut didasari berbagai aspirasi masyarakat Sumbawa Barat yang menginginkan solusi dalam mengendalikan bencana banjir.
“Berdasarkan aspirasi masyarakat dalam rangka pengendalian banjir, maka dua insfrastruktur utama yaitu, pembangunan Bendungan Bintang Bano dan Bendungan Tiu Suntuk menjadi solusi yang paling tepat dalam mengendalikan banjir, bahkan sebagai penyuplai saluran irigasi,” terang Bupati.
Selain itu, sambung Bupati, manfaat lainnya dimana bendungan tiu suntuk yang mempu menampung 56 juta kubik air dengan nilai proyek 1,4 triliun, merupakan ikhtiar untuk mendorong kemajuan disemua lini yang akan mendatangkan banyak manfaat buat masyarakat, mulai dari bidang pertanian akan mengairi sawah sawah petani, bidang perikanan yang akan membuka peluang budidaya ikan air tawar, penyuplai energy Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), penyuplai air bersih PDAM, serta sebagai objek pariwisata.
Baca Juga : https://arkifm.com/22995-menyoal-bendungan-tiu-suntuk-warga-desa-mujahiddin-beri-maklumat-keras.html
Bupati juga mengungkapkan, proses pembangunan bendungan di Sumbawa Barat bukanlah hal yang mudah. Untuk Bendungan Bintang Bano, dibutuhkan pengorbanan Pemda sebesar 122 Milliar, yang sekarang kemudian di takeover oleh pemerintah pusat untuk dilanjutkan proses pembangunannya. Sementara untuk Bendungan Tiu Suntuk, mulai dari fisibility study, juga atas biaya dari APBD.
“Jika tidak kita lakukan seperti ini, tidak akan mulai. Sehingga kita coba apa yang kita bisa lakukan, untuk kita lakukan. Hasilnya, untuk Bendungan Tiu Suntuk ini masuk gelombang pertama pembangunan bendungan di Indonesia bersama daerah lainnya.
Sementara itu, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR Ir Jarot Widuyoko, SP memaparkan bahwa jumlah bendungan yang telah dibangun di Seluruh Pelosok Indonesia sebanyak 201 bendungan. Saat ini, yang proses berjalan bendungannya kurang lebih 46 buah. Khusus untuk Nusa Tenggara Barat bendungan yang telah dibangun, di pulau Lombok ada 32 buah dan di pulau Sumbawa ada 40 buah. Kemudian untuk bendungan yang sedang dibangun di pulau Lombok ada 1 buah, dan di pulau Sumbawa ada 3 buah.
“Luar biasa, dua dari tiga bendungan yang dibangun di Pulau Sumbawa ada di KSB, yakni Bendungan Bintang Bano dan Bendungan Tiu Suntuk,” katanya.
Untuk proses pembangunan bendungan tiu suntuk, Dirjen Sumber Daya Air Kementerian PUPR mengingatkan perusahaan rekanan yaitu, PT. Bahagia Bangunnusa dengan PT. Nindya karya melibatkan kontraktor lokal untuk proses pengerjaannya.
“Kami mengharap betul kontraktor lokal bisa disinergikan dengan rekanan yang melakukan pengerjaan bendungan,” tukas Dirjen. (Enk. Radio Arki)