Sumbawa Barat. Radio Arki – Satgas Covid-19 Kabupaten Sumbawa Barat (KSB), terus melakukan pendataan jumlah orang yang masuk wilayah Sumbawa Barat. Dalam jumpa pers hari ini (Minggu, red), Satgas Covid-19 mengatakan 89 orang yang datang dari wilayah atau negara terjangkit, terdata masuk KSB. Jika diakumulasikan dalam kurun waktu dua minggu terakhir, maka pelaku perjalanan dari wilayah terjangkit sudah tembus 341 orang. Satu diantaranya dari Negara Brunai Darussalam berasal dari Kecamatan Sekongkang.
“Yang terbanyak dalam dua minggu terakhir adalah arus mudik yang cukup besar. Untuk hari kemarin (Sabtu, red) mencapai 89 orang dan semoga besok menurun. Jika diakumulasikan, maka total pelaku perjalanan dari wilayah terjangkit yang saat ini masih monitoring mandiri ada 341 orang”, beber Sekretaris Satgas Covid-19 KSB, H. Tuwuh, S.AP, di Media Center Covid-19, Minggu sore (29/3).
H. Tuwuh yang juga Kepala Dinas Kesehatan KSB tersebut juga menjelaskan, bahwa pelaku perjalanan dari wilayah atau negara terjangkit, bukan termasuk kategori Orang Dalam Pemantauan (ODP), jika tidak ada keluhan atau gejala. Jadi hanya dilakukan karantina mandiri.
“Jadi misalnya katika ia pilek, baru kemudian dinyatakan ODP dan dilakukan pengecekan rutin”, jelasnya.
Sementara untuk data ODP ter-update, lanjut H. Tuwuh, Per-hari ini tercatat tinggal 30 orang. Jumlah tersebut berkurang, jika dibandingkan hari Jumát (27/3) kemarin yang berjumlah 36 orang.
“Yang ODP ada 30 orang. Dari 30 orang, ada 8 orang warga Brang Rea yang melakukan perjalanan dari luar negeri, yakni dari Malaysia. Yang 8 orang ini, ada gejala pileknya”, kata H. Tuwuh.
Untuk menekan penyebaran Covid-19, Satgas terus melakukan upaya pendataan dan pengecekan kesehatan di pintu masuk Kabupaten Sumbawa Barat, seperti yang dilakukan di simpang Poto Tano. H. Tuwuh menambahkan, dengan berbagai upaya yang terus dilakukan Satgas, tentu akan lebih maksimal jika dibantu oleh berbagai lapisan masyarakat.
“Kita lakukan pengecekan suhu badan dan delapan penjaringan awal. Jadi yang 341 itu, menjadi catatan kepada kita semua, agar anak anak kita yang pulang ini patuh untuk tidak kemana mana selama 14 hari. Semuanya berperan mengawasi, termasuk Orang tuanya, RT, Kepala Dusun, Kepala Desa atau Lurah. Jika bandel, bisa melibatkan babinsa dan bhabinkamtibmas”, tegasnya.
Untuk diketahui, data yang dirilis hari ini (Minggu, red), tercatat pelaku perjalanan dari wilayah terjangkit di KSB mencapai 341 orang dan sedang melakukan monitoring mandiri, sementara yang sudah selesai monitoring berjumlah 34 orang. Selanjutnya, kontak erat resiko rendah berjumlah 14 orang. Orang Dalam Pemantauan (ODP) berjumlah 30 orang dan ODP yang selesai pemantauan berjumlah 25 orang. Terakhir, jumlah Pasien Dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 2 orang. (Enk. Radio Arki)